Tafsir Surat 'Abasa ( Ia Bermuka Masam ) (1)
- Muhammad Basyaib
- 15 Mar 2021
- 4 menit membaca
Diperbarui: 19 Mar 2021

Oleh : Imam Ibnu Katsir asy-Syafi'i Rahimahullah
Disalin dari : Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 hal 397-405Terbitan Pustaka Imam Syafi'i Jakarta,
Dipublish : Moeslim Book Central
QS. 'ABASA 1-16 Teguran Kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Rabb itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (Malaikat), yang mulia lagi berbakti. (QS. 'Abasa/80:1-16)
Lebih dari satu orang ahli tafsir yang menyebutkan bahwa pada suatu hari, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah berbicara dengan beberapa pembesar kaum Quraisy dan beliau berharap mereka mau memeluk Islam. Ketika beliau tengah berbicara dan mengajak mereka, tiba-tiba muncul Ibnu Ummi Maktum, di mana dia merupakan salah seorang yang memeluk Islam lebih awal. Maka Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengenai sesuatu seraya mendesak beliau. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sendiri berkeinginan andai saja waktu beliau itu cukup untuk berbicara dengan orang tersebut karena beliau memang sangat berharap dan berkeinginan untuk memberi petunjuk kepadanya. Dan beliau bermuka masam kepada Ibnu Ummi Maktum seraya berpaling darinya dan menghadap orang lain. Maka turunlah firman Allah Ta'ala: " Dia (Muhammad) bermuka masam dan Berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali dia ingin membersibkan dirinya (dari dosa)." Maksudnya, tercapainya kesucian dan kebersihan dalam dirinya. Atau "dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?" Maksudnya, telah sampai kepadanya nasihat dan peringatan akan berbagai macam hal yang haram. " Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya." Maksudnya, adapun orang kaya maka hendaklah engkau selalu terbuka kepadanya, mudah-mudahan dia mendapatkan petunjuk. " Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman)." Artinya, engkau tidak dituntut melakukan hal tersebut jika dia tidak membersihkan dirinya. " ََDan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah)." Maksudnya, dia menuju kepadamu dan menjadikanmu sebagai imam agar dia mendapatkan petunjuk melalui apa yang kamu katakan kepadanya. " Maka kamu mengabaikannya." Yakni, kamu lalai.
Bertolak dari hal tersebut, Allah Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya agar tidak mengkhususkan pemberian peringatan itu hanya kepada seseorang saja, tetapi hendaklah beliau bertindak sama; antara orang mulia, orang lemah, orang miskin, orang kaya, orang terhormat, hamba sahaya, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang-orang dewasa. Kemudian Allah Ta'ala memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. Dia-lah yang memiliki hikmah yang memadai dan hujjah yang pasti.
Demikianlah yang dikemukakan oleh 'Urwah bin azZubair, Mujahid, Abu Malik, Qatadah, adh-Dhahhak, Ibnu Zaid, dan lain-lain dari kaum Salaf dan Khalaf, yaitu bahwa surat ini turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum. Dan yang masyhur, dia bernama 'Abdullah. Ada juga yang menyebutnya 'Amr. Wallaahu a'lam.
Firman Allah Ta'ala, " Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Rabb itu adalah suatu peringatan." Yakni, surat ini atau wasiat agar berlaku sama kepada seluruh ummat manusia dalam menyampaikan ilmu baik antara orang mulia maupun yang hina. Mengenai firman-Nya ini, " Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Rabb itu adalah suatu peringatan," Qatadah dan as-Suddi mengatakan: "Yakni alQur’an." "Karenanya, barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya," artinya, barangsiapa yang mengingat Allah Ta'ala dalam segala urusannya. Ada kemungkinan bahwa dhamir (kata ganti) dalam ayat ini kembali kepada wahyu, karena adanya dalil kalam (pembicaraan) padanya.
Dan firman Allah Ta'ala selanjutnya, "Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan." Maksudnya, surat atau kisah ini atau keduaduanya atau bahkan seluruh kandungan al-Qur’an dalam mush-haf yang dimuliakan, yaitu diagungkan dan dihormati. " َYang ditinggikan," yakni yang mempunyai kedudukan yang tinggi, Lagi disucikan," yakni dari kotoran, tambahan, dan kekurangan. Dan firman-Nya, " Di tangan para penulis." Ibnu 'Abbas, Mujahid, adh-Dhahhak, dan Ibnu Zaid mengatakan: "Yaitu para Malaikat." Kata safarah berarti yang menjadi utusan antara Allah dan makhluk-Nya. Dari kata itu pula mencul kata as-safir yang berarti duta, yakni orang yang mengusahakan perdamaian dan perbaikan di antara ummat manusia.
Dan firman-Nya, " Yang mulia lagi berbakti" Yakni perangai mereka sangat mulia lagi baik. Akhlak dan perbuatan mereka tampak sangat jelas, suci dan sempurna. Bertolak dari sini, maka orang yang mengemban al-Qur’an hendaklah perbuatan dan ucapannya benar-benar tidak menyimpang dan lurus. Imam Ahmad Ahmad meriwayatkan dari 'Aisyah Radiallahu 'anha, dia berkata: "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Orang yang membaca al-Qur’an sedang dia pandai membacanya adalah bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Dan orang yang membaca al-Qur’an sedang dia merasa kesulitan, maka baginya dua pahala." (Diriwayatkan oleh al-Jama'ah melalui jalan Qatadah).
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRAL
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء
Comments