top of page

Rahasia Dibalik Nama Allah AS-SALAAM (2)

Diperbarui: 9 Mar 2021



Sumber : Almanhaj.or.Id

Disalin : dari Majalah As-Sunnah Ed.04 Thn.XII_1429H/2008M,

Dipublish : Moeslim Book Central



ANTARA NAMA ALLAH, AS-SALÂM DENGAN UCAPAN AS-SALÂMU ‘ALAIKUM


Makna as-Salâm dalam ucapan as-salâmu ‘alaikum, ada dua. Pertama, (semoga) barakah nama Allah as-Salâm tercurah kepada kalian. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan melontarkan salam kepada orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab. Karena as-Salâm merupakan salah satu nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga, tidak boleh memintakan keberkahan bagi orang kafir dari nama Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut. Kedua, keselamatan yang dimohonkan ketika ucapan salam.


Kedua makna ini sama-sama benar. Maksudnya, barang siapa berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang baik, untuk dia meminta dalam setiap permintaan dan bertawassul kepada-Nya dengan nama Allah yang sesuai dengan permintaannya. Jika hal ini sudah jelas, maka ketika seseorang meminta keselamatan (as-Salaamah) yang merupakan bagian terpenting dalam hidupnya, maka dia menyebut nama Allah “As-Salaam”.


Jadi, ucapan as-salâmu ‘alaikum mencakup nama Allah, as-Salâm, dan memohon keselamatan dari-Nya.


Apabila hal ini sudah jelas, maka terbukalah tabir hikmah (rahasia) pengucapan salam ketika seorang muslim bertemu dengan muslim lainnya, bukan dengan doa atau ucapan lain. Karena, setiap umat memiliki ucapan salam tersendiri, seperti "selamat pagi", "semoga engkau berumur panjang", dan lain-lain. Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan kepada kaum muslimin ucapan selamat di tengah mereka dengan ucapan ”as-salâmu’alaikum”. Ucapan ini lebih utama dari semua ucapan selamat yang dilakukan oleh manusia pada umumnya. Karena ungkapan assalâmu’alaikum ini mencakup keselamatan yang menjadi tonggak kehidupan dan kebahagiaan. Ini juga merupakan inti segala sesuatu. Karena harapan manusia terbagi dua. yaitu selamat dari kejelekan dan memperoleh kebaikan. Dan selamat dari kejelekan lebih diutamakan daripada memperoleh kebaikan.


Begitu pula di surga, dikarenakan surga adalah Dârussalâm, tempat keselamatan dari segala aib, kejelekan, dan cacat, bahkan selamat dari setiap perkara yang mengurangi kenikmatan hidup. Sehingga ucapan selamat para penghuni surga adalah salâmun, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengucapkan kepada mereka ucapan selamat ”AsSalâm”. *Lihat Al-Qur`ân surat Ibrâhîm/14 ayat 23, al-Ahzâb/33 ayat 44, dan az-Zumar/39 ayat 73.* Begitu pula, para malaikat mendatangi mereka dari segala pintu dengan mengucapkan: "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu,” maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu" (QS. arRa‟d/13: 24) *Lihat Badâi'ul Fawâid (hlm. 140-145), Fathul-Majîd Syarhu Kitâb atTauhîd, Bab: Lâ Yuqâlu as-Salâm ‘alallahi, Syaikh 'Abdurrahmân bin Hasan Alu Asy-Syaikh (hlm. 543-546).*


Syaikh Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn rahimahullah berkata: “As-Salâm, bermakna doa meminta keselamatan dari setiap gangguan. Jika anda mengatakan kepada seseorang "as-salâmu'alaika", maka maksudnya, anda sedang berdoa kepada Allah untuknya agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkannya dari gangguan-gangguan, kegilaan, (kejahatan) manusia, kemaksiatan dan dari penyakit hati, serta dari api neraka. Ini adalah lafazh yang umum, dan maknanya adalah doa bagi seorang muslim dengan keselamatan dari segala gangguan”. *Syarah Riyadush Shâlihin, kitab As-Salâm, Syaikh Muhammad bin Shâlih al-Utsaimîn, 3/5.*



KESIMPULAN DAN FAIDAH


1. Penentuan nama Allah haruslah sesuai dengan dalil dari Al-Qur`ân dan Hadiits yang shahiih, serta sesuai dengan pemahaman ulama Ahlus-Sunnah.


2. Merenungi dan memahami nama Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan faktor yang utama yang dapat menambah keimanan seorang muslim kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


3. Di antara asma` Allah al-Husna adalah as-Salâm. Sehingga kita wajib menetapkan hal itu.


4. Dibolehkan untuk memberi nama anak dengan 'Abdussalâm. Karena as-Salâm merupakan nama Allah. Ibnu Qutaibah rahimahullah berkata : “Di antara nama Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah as-Salâm, dan karenanya seseorang dinamakan 'Abdussalâm, seperti halnya (nama) 'Abdullah”. *Tafsîr Gharibul-Qur`ân, Ibnu Qutaibah, hlm. 6.*


5. As-Salâm, merupakan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita diperintahkan untuk berdoa dengannya, sebagaimana Allah berfirman : "Dan bagi Allah al-Asma` al-Husna, maka berdoalah kepada Allah dengannya" (QS. al-A‟râf/7: 180)


6. Makna as-Salâm, ialah yang selamat (disucikan) dari segala aib, cacat dan sifat kekurangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Suci dari setiap hal yang mengurangi sifat kesempurnaan-Nya, dan dari penyerupaan makhluk terhadap-Nya, serta dari sekutu yang menandingi-Nya dalam segala segi. *Fiqh al-Ad’iyah wa al-Adzkâr, Syaikh Abdurrazzaq bin 'Abdul-Muhsin al-„Abbad, 3/165.*


7. Seorang muslim wajib untuk meminta keselamatan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab, keselamatan hanyalah bersumber dari-Nya *Ibid*. Dan diharamkan baginya meminta keselamatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik kepada malaikat yang dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, nabi yang diutus, wali atau kiai atau habib atau tuan guru, atau makhluk lainnya.


8. Dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya sekedar bacaan di bibir. Dzikir haruslah direnungkan maknanya, dan konsekwensinya direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang memahami nama Allah, as- Salâm, dan menjadikannya sebagai dzikir serta doa seperti yang telah diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia akan selalu mensucikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ulûhiyah (ibadah), rububiyah, serta nama dan sifat-Nya dari sekutu-sekutu, maupun dari hal yang tidak layak bagi-Nya. Dan inilah jalan para nabi dan rasul, sebagaimana Allah berfirman: "Mahasuci Rabbmu, Rabb Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan. Dan selamat sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam" (QS. ash-Shâffât/37: 180-182).


Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata tentang ayat di atas: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mensucikan diri-Nya dari apa yang disifatkan oleh orangorang yang menyimpang dari ajaran para rasul, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengucapkan selamat kepada para rasul, dikarenakan selamatnya ucapan mereka dari kekurangan dan aib …, maka Ahlus-Sunnah wal- Jama‟ah tidak menyimpang dari ajaran para rasul, karena ia adalah shirathal mustaqim”. *Al-'Aqîdah al-Wâsithiyah, Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah, Syarh: Syaikh Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn, hlm. 113-122.*


9. Betapa indah ajaran Islam, dan alangkah mulia petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah mengajarkan ucapan salam. Sebuah ucapan yang merupakan doa keselamatan dari seorang muslim kepada saudaranya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tidaklah kalian bisa masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidaklah beriman hingga kalian saling mencintai. Tidakkah kalian ingin aku tunjukkan kepada sesuatu? Jika kalian melaksanakannya, maka kalian saling mencintai. Yaitu tebarkan salam di antara kalian". (HR. Muslim)


10. As-Salâm, adalah as-Salâmah (keselamatan) yang merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Semoga Allah senantiasa memberikan keselamatan kepada kita di dunia dan di akhirat.[]


 

Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء


Comments


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page