top of page

MENGENAL 5 KAEDAH DALAM FIQIH (6)

Diperbarui: 5 Mar 2021



Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



CABANG-CABANG KAEDAH


KAEDAH PERTAMA: Hukum Asal Air Adalah Suci

Kaedah ini berdasarkan dalil-dalil berikut:


1. Dalil Al-Qur’an : Dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih (QS. AlFurqon: 48)


2. Dalil Hadits : Dari Abu Said Al-Khudry Radiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya: Bolehkan kita bewudhu dari air Budho’ah yaitu sumur yang padanya terdapat kain darah haidh, kotoran dan daging anjing? Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Air itu suci, tidak dinajiskan oleh sesuatupun. *SHAHIH. Diriwayatkan Ahmad dalam Musnadnya (3/15, 31, 86), Abu Dawud (96) Tirmidzi (66) Nasa’i (325) Daruqutni (1/30-32) Ibnu Jarud dalam Al-Muntaqo (47) AlBaghowi dalam Syarh Sunnah (283). Tirmidzi berkata: Hadits hasan. Dan dishahihkan Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Main dan Ibnu Hazm sebagaimana dalam At-Talkhis (1/18) dan dishahihkan Asy-Syaukani, Ahmad Syakir dan Al-Albani dalam Irwa’ul Gholil no.14).*


3. Dalil Ijma’ Al-Allamah Shidiq Hasan Khon Rahimahullah berkata dalam Ar-Roudhoh Nadiyyah (1/53): “Tidak ada perselisihan kalau air mutlak adalah suci dan mensucikan sebagaimana ditegaskan oleh Al-Qur’an, sunnah dan ijma’ serta hukum asal”.


Dengan demikian, maka seluruh air hukum asalnya adalah suci dan mensucikan sampai ada yang merubah hukumnya menjadi najis, yaitu tercampurnya benda najis sehingga merubah rasa, warna dan baunya, sebagaimana hal ini merupakan ijma’ para ulama. *Ijma’ ini dinukil oleh Ibnu Mundzir dalam Al-Ijma’ (10), An- Nawawi dalam Al-Majmu’ (1/110) dan Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (1/53) dan lain-lain.*


Contoh Praktik Kaedah:


1. Jika seorang ragu pada air yang ada di tandon, apakah suci atau najis, maka hukum asalnya adalah suci.


2. Jika seorang kena siraman air, lalu dia ragu apakah air tersebut suci ataukah najis, maka hukum asalnya adalah suci.


3. Air musta’mal (yang sudah dipakai bersuci) ada perselisihan ulama tentang statusnya, maka hukum asalnya adalah suci dan mensucikan.



KAEDAH KEDUA: Hukum Asal Tanah dan Batu Adalah Suci

Hal ini berdasarkan beberapa dalil yang banyak, diantaranya adalah hadits: Dari Abu Dzar Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya tanah yang suci adalah alat bersuci bagi seorang muslim sekalipun dia tidak mendapatkan air sepuluh tahun”. *HR. Nasa’i (321) Tirmidzi (124) Abu Daud (332) Ahmad (5/180). Tirmidzi berkata: “Hadits hasan shahih” dan dishahihkan Ibnu Hibban, Daruqutni, Abu Hatim, Al-Hakim, Dzahabi, Nawawi sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil (153) karya Al-Albani).*


Dan hadits: “Dan tanah dijadikan untukku sebagai masjid (tempat shalat) dan alat bersuci” (HR. Bukhari 335 dan Muslim 521)


Contoh Praktik Kaedah:

1. Jika seorang hendak bertayammum dengan tanah lalu dia ragu apakah tanahnya tersebut suci atau najis, maka hukum asalnya adalah suci bisa digunakan untuk tayammum.


2. Jika seorang akan istinja’ dengan menggunakan batu lalu dia ragu apakah batu tersebut suci ataukah najis, maka hukum asalnya adalah suci bisa digunakan untuk istinja’.


3. Seorang terkena lumpur di badannya atau pakaiannya, lalu dia ragu apakah suci ataukah najis, maka hukum asalnya adalah suci dan tidak najis.



KAEDAH KETIGA: HUKUM ASAL PAKAIAN ADALAH SUCI/BOLEH

Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang banyak sekali, diantaranya: Dia-lah Allah , yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. AlBaqarah: 29)


Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hambahamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-A’rof: 31-32)


Pakaian termasuk perhiasan yang dibolehkan oleh Allah w, siapapun yang mengharamkan maka dia dituntut mendatangkan dalil.


Contok Praktik Kaedah:

1. Seorang baru membeli baju baru dari non muslim, lalu dia ragu apakah suci atau najis, maka hukum asalnya adalah suci, tidak harus dicuci dulu.


2. Hukum asal pakaian yang dikenakan manusia adalah boleh seperti baju batik, kopyah hitam, seragam dll sampai ada dalil yang mengharamkan. Siapapun yang mengharamkan maka dituntut mendatangkan dalil.


 

Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء


Postingan Terakhir

Lihat Semua
RUJUK DAN HULU' (2)

Oleh : Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-Tuwayjiriy Disalin dari : Kitab RINGKASAN FIQIH ISLAM Dipublish : Moeslim Book Central HULU'  ◾...

 
 
 
RUJUK DAN HULU' (1)

Oleh : Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-Tuwayjiriy Disalin dari : Kitab RINGKASAN FIQIH ISLAM Dipublish : Moeslim Book Central ROJ'AH...

 
 
 

Comments


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page