top of page

TAAT LALU LINTAS | IMPLEMENTASI KETAATAN KEPADA PEMIMPIN (3)

Diperbarui: 16 Mar 2021



Tafsir QS. Al-Luqman [31]: 18-19

Oleh: Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron

Disalin dari: Majalah Al-Furqon No. 75 Ed.5 Thn. Ke-7_1428H/2007M



BILA BERHADAPAN DENGAN POLISI

Para polisi telah berjasa mengatur lalu lintas terutama pada pagi hari, di saat para karyawan berangkat bekerja, dan anak-anak pergi dan pulang sekolah. Mereka juga mengatur lalu lintas di tempat keramaian seperti pasar dan lainnya.


Apabila kita perhatikan, sungguh keberadaan mereka sangat bermanfaat, sekalipun oleh orang yang tidak memiliki SIM atau STNK dianggap merugikan. Maslahah mereka ini dapat kita rasakan saat terjadi kecelakaan, huru-hara, kekacauan lalu lintas, pencurian, perampokan, tabrak lari, pertengkaran, dan lain-lain maka merekalah yang membantu penyelesaiannya.


Alangkah sedihnya bila terjadi kemacetan lalu lintas di persimpangan jalan, sedangkan kendaraan padat, tiap-tiap orang ingin menang sendiri, lalu apa yang terjadi bila tidak ada polisi yang mengaturnya?! Ini semua harus kita ingat pada saat kita kurang berkenan berhadapan dengan mereka.


Biasanya kita dihentikan polisi lalu lintas karena melanggar marga, rambu-rambu, saat pemeriksaan SIM dan STNK, atau saat terjadi kerusuhan seperti pencurian, tabrak lari. Atau kita dihentikan karena kita dianggap tidak layak mengemudi atau karena kendaraan kurang sempurna, muatan menyelisihi peraturan atau karena sebab lain. Lalu bagaimana cara kita menghadapinya?


• Jika berurusan dengan mereka, ajaklah damai jika memungkinkan, karena Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman: (damai itu baik.) (QS. an-Nisa [4]: 128)


• Jika kita merasa salah akuilah kesalahan itu, dan mintalah udzur atau minta rnaaf bila diterima, sehingga cepat selesai urusannya.


• Hendaknya kita berbicara dengan lembut kepada mereka, apalagi mereka adalah utusan pemimpin negara. Lihat surat Thoha (20): 44, dan lihat keterangan kandungan ayat di atas.


• Hendaknya bersabar bila ternyata kita tidak salah lalu dianggap salah.

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa melihat pemimpinnya ada sesuatu yang kurang berkenan hati, maka bersabarlah. (HR. Muslim: 3438 dari Ibnu Abbas)


• Hendaknya bersabar atas keputusannya sekalipun kita harus mengeluarkan uang umpamanya. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dengarkan dan taatiah kepada pemimpin sekalipun dipukul punggungmu dan disita hartamu, maka dengarkan dan taatiah. (HR. Muslim: 3435 dari Anas bin Malik)


Insya Alloh, segala sesuatu bila kita hadapi dengan cara yang baik, jiwa akan tenang dan tutur kata yang baik, kita akan mendapatkan pertolongan, apalagi jika disertai bekal iman dan taqwa yang kuat. Hal ini akan dirasakan oleh mereka yang sering safar dengan kendaraan pribadi, akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Alloh ‘Azza wa Jalla; dan dimudahkan urusannya ketika berhadapan dengan mereka.


IRINGI DENGAN DO'A

Saat kita pergi, keluarga di rumah menanti kedatangan kita dengan berharap kita pulang dalam keadaan selamat. Keselamatan seorang musafir adalah keselamatan keluarga, sebaliknya musibah yang menimpa musafir, juga menjadi musibah bagi keluarganya. Orang yang bepergian akan menghadapi banyak cobaan dan fitnah, Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Bepergian itu bagian dari adzab, menghalangi salah satu di antara kamu makannya, minumnya, dan tidurnya. (HR. Bukhori: 1677 bersumber dari Abu Huroiroh)


Karena itu, kita tidak cukup sekedar membawa bekal dan mentaati peraturan lalu lintas saja, tetapi perlu diingat bahwa ajal di tangan Alloh ‘Azza wa Jalla, untuk itu seorang musafir hendaknya senantiasa ingat dan berdo'a kepada Alloh. Adapun do'a menurut sunnah sebagai berikut:


• Sebelum pergi hendaknya berpamitan kepada keluarga agar keluarga turut mendo'akan: َ Aku titipkan kepada Alloh agamamu, amanatmu, dan akhir amalmu. (HR. at-Tirmidzi: 3365 dishohihkan alAlbani dalam Silsilah Shohihah 1/48)


Bagi yang akan pergi mendo'akan keluarga yang akan ditinggal dengan do'a: Aku titipkan kamu kepada Alloh yang tidak sia-sia titipannya.


Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata: "Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam mendo'akan aku dengan do'a (di atas). (HR. Ibnu Majah: 2815 dishohihkan al-Albani dalam Silsilah Shohihah 1/48)


• Ketika keluar dari rumah hendaknya berdo'a: Dengan menyebut nama Alloh, Ya Rabbi! Aku berlindung kepada-Mu dari aku tergelincir atau aku tersesat, atau aku mendholimi atau aku didholimi, atau aku bodoh atau aku dibodohi.


Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: "Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila keluar dari rumahnya, beliau berdo'a (dengan do'a di atas). (HR. an-Nasa'i: 5391 Shohih wa Dho'if Sunan anNasa'i: 5539)


• Ketika naik kendaraan, bertakbir tiga kali lalu berdo'a: Maha suci Alloh yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan kepada Robb kami, kami akan kembali. Ya Alloh, kami meminta kepada-Mu di dalam perjalanan kami ini berupa kebaikan dan taqwa, dan amalan yang Engkau ridhoi. Ya Alloh, mudahkanlah safar kami, dan dekatkan perjalanan kami yang jauh ini. Ya Alloh, Engkaulah Teman di dalam bepergian dan Kholifah bagi keluarga. Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar, dan jeleknya pandangan, dan jeleknya kepulangan kami di dalam harta dan keluarga.


Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: "Sesungguhnya Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada mereka tatkala mereka keluar naik untanya, dengan bertakbir tiga kali lalu membaca (do'a di atas). (HR. Muslim: 2392)


• Jika kembali membaca do'a ini, dan ditambah: Kami kembali, kami bertaubat, kami beribadah, dan kepada Robb kami, kami memuji. (HR. Muslim 2392)


• Tatkala naik atau mendaki gunung [tanjakan] hendaknya bertakbir, dan tatkala turun bertasbih. Jabir bin 'Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata: Tatkala kami naik, kami bertakbir (membaca. Allohu Akbar), dan tatkala kami turun, kami bertasbih (membaca Subhanalloh) (HR. Bukhori 3771)


• Ketika memasuki kota atau desa, hendaknya mem baca ta'awudz di bawah ini.

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari kejahatan apayang Dia ciptakan..


Sebagaimana yang diriwayatkan Khoulah binti Hakim asSalamiyah radhiyallahu ‘anha dia berkata: "Aku mendengar Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang turun di suatu tempat kemudian membaca do'a (di atas) maka tidakiah ada sesuatu yang membahayakan baginya sehingga dia meninggalkan tempat itu." (HR. Muslim: 4881)


Do'a ini perlu dibaca agar kita selamat dari bencana yang diakibatkan kejahatan orang yang dengki, seperti tukang sihir, dan lainnya.


• Ketika ditodong [dihadang] atau melihat penjahat hendaknya berdo'a: Ya Alloh, sesungguhnya kami menyerah kepada-Mu untuk memerangi mereka dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka. Dari Abu Burdah bin Abdulloh, Ayahnya radhiyallahu ‘anhu bercerita: "Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika takut kepada (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih wa Dho'if Sunan Abu Dawud: 1537)


• Ketika mendapatkan musibah atau melihat musibah hendaknya membaca do'a: Sesungguhnya kami milik Alloh, dan kepada-Nya kami akan kembali, Ya Alloh! Berilah pahala aku dengan kesabaran musibah yang menimpa diriku, dan berilah ganti untukku yang lebih baik.


Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha aku mendengar Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tidakiah seorang muslim yang terkena musibah lalu berdo'a sebagaimana (di atas) melainkan Alloh akan menggantinya yang lebih baik" (HR. Muslim: 1525)



 

Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء


Comments


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page