TAAT LALU LINTAS | IMPLEMENTASI KETAATAN KEPADA PEMIMPIN (2)
- Muhammad Basyaib
- 13 Mar 2021
- 3 menit membaca
Diperbarui: 16 Mar 2021

Tafsir QS. Al-Luqman [31]: 18-19
Oleh: Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron
Disalin dari: Majalah Al-Furqon No. 75 Ed.5 Thn. Ke-7_1428H/2007M
ADAB MUSAFIR
Adapun adab yang harus diperhatikan seorang musafir sebelum bepergian, di antaranya:
• Pastikan tujuannya untuk ibadah atau urusan dunia yang diridhoi Alloh ‘Azza wa Jalla
Imam Ahmad rahimahullah berkata: "Tidak ada tamasya di dalam Islam, bukan pekerjaan para Nabi dan bukan pekerjaan orang yang sholih. Pergi menggelisahkan hati maka tidaklah layak seseorang pergi melainkan untuk menuntut ilmu atau ingin menghadiri Syaikh untuk mengikuti jejaknya." (Adabus Syar'iyah 1/459)
• Wanita tidak boleh safar tanpa mahrom
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Seorang wanita yang beriman kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan hari akhir tidak boleh pergi dalam perjalanan sehari semalam tanpa mahrom. (HR. Bukhori: 1036)
• Hendaknya membawa bekal, terutama bekal taqwa, menjauhi larangan, dan melaksanakan perintah.
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: 'Ada orang yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu dia berkata: "Wahai Rosululloh! Saya ingin pergi, bekalilah saya." Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Semoga Alloh memberi bekal taqwa kepadamu” (HR. at-Tirmidzi: 3366 dishohihkan al-Albani dalam Shohih at-Tirmidzi 3/155)
• Jika bepergian dalam waktu lama hendaknya tidak datang pada malam hari. Jika terpaksa datang pada malam hari hendaknya memberi tahu keluarga sebelumnya.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Jika salah satu di antara kamu bepergian dalam waktu lama, jangan datang menemui keluarganya pada malam hari. (HR. Bukhori: 4843)
• Segera kembali bila keperluan sudah selesai
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Maka barangsiapa yang telah selesai hajatnya hendaknya segera kembali bertemu keluarganya (HR. Bukhori: 1677)
• Hendaknya kembali dari perjalanan pada siang hari
Ka'ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Sesungguhnya Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah datang dari bepergian melainkan siang hari, pada waktu dhuha. Apabila datang beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menuju ke masjid, lalu sholat dua roka'at kemudian duduk. (HR. Muslim: 1171)
• Jika dalam perjalanan hendaknya suka menolong orang lain
Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata:'"Tatkala kami pergi bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba menjumpai orang di atas kendaraannya, dia melihat ke kanan dan ke kiri, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang memiliki kelebihan kendaraan (ada yang kosong tempatnya), hendaknya membantu yang tidak punya, dan barangsiapa yang punya kelebihan bekal hendaknya membantu yang tidak punya bekal. (HR. Muslim: 3258.)
• Membantu yang lemah
Contohnya bila kita naik kendaraan umum ada orang tua berdiri sedangkan kita duduk maka kita mengalah tidak duduk dan mempersilahkan dia yang duduk. Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata: Adalah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam ketika bepergian, beliau di belakang menuntun orang yang lemah, dan mengangkutnya serta mendo'akan kebaikan untuk mereka. (HR. Abu Dawud: 2269 dishohihkan oleh al-Albani. Shohih Abu Dawud 2/500)
• Hindari pergi malam sendirian
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Andaikan manusia tahu pergi sendirian sebagaimana yang aku ketahui, tidaklah dia pergi naik kendaraan pada malam hari sendirian. (HR. Bukhori: 2776)
• Hendaknya ada pemimpin bila pergi rombongan
Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apabila ada tiga orang keluar bepergian, hendaklah mereka mengangkat pemimpin salah satu dari mereka. (Abu Dawud: 2241 dishohihkan oleh al-Albani dalam Shohihul Jami': 500)
PATUHI PERATURAN LALU LINTAS
Islam dibangun untuk mewujudkan maslahat dan menghindari bahaya, sebagaimana kita ketahui dalam. kaidah ushul fiqih. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Alloh) memperbaikinya (QS. al-A'rof [7]: 56)
Departemen Perhubungan membuat peraturan lalu lintas tidak lain untuk mengatur lancarnya perjalanan dan agar pengguna jalan selamat dari musibah. Karena itu, kita umat Islam wajib mentaatinya, walaupun mungkin sebagian manusia dirugikan seperti digusur rumahnya karena pelebaran jalan atau lainnya.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidak ada ketaatan bila diperintah berbuat maksiat, sesungguhnya ketaatan itu pada perkara yang baik. (HR. Abu Dawud: 2256 Dishohihkan al-Albani dalam Silsilah as-Shohihah 1/351)
Syaikh al-'Allamah Ibnu Baz rahimahullah (Mufti Saudi Arabia) ketika ditanya: "Bagaimana hukum melanggar peraturan lalu lintas, satu misal kendaraan itu tetap berjalan ketika lampu merah?"
Beliau rahimahullah menjawab: "Kaum muslim tidak boleh melanggar peraturan negara berhubungan dengan lalu lintas, sebab apabila dilanggar akan membahayakan dirinya dan orang lain. Negara telah diberi petunjuk Alloh ‘Azza wa Jalla agar membuat peraturan untuk menjaga kemaslahatan semua pengguna jalan, dan untuk membendung bahaya yang bisa menimpa kaum muslimin. Karena itu, siapa pun tidak boleh melanggarnya. Jika terjadi pelanggaran, maka pihak yang berwajib hendaknya menegur dan menghukumnya, karena Alloh ‘Azza wa Jalla telah memberi kekuasan kepada pemimpin yang tidak diberikannya kepada ulama al-Qur'an. Manusia lebih takut ancaman pemimpin dari pada orang yang berilmu al-Qur'an dan as-Sunnah, yang demikian itu karena pemimpin memiliki kekuatan hukum, dan karena umumnya manusia sedikit yang beriman kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan hari Kiamat, atau kafir.
Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman: Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. (QS. Yusuf [12] 1103) diambil dari Fatawa Islamiyah Ibnu Baz 4/536.
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRAL
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء
Comments