top of page

RAMADHAN DALAM BAYANG-BAYANG COVID-19 (12)


ree

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



3. Hendaknya seorang muslim meyakini bahwa wabah ini adalah siksaan yang Allah Subhanahu wa ta'ala kirimkan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan sekaligus merupakan rahmat bagi orang yang beriman.


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang tha’un : “Tha’un adalah suatu azab yang Allah utus bagi siapa yang Dia kehendaki dan suatu rahmat bagi orang yang beriman. Tidaklah seorang ditimpa tha’un di negerinya dan dia berdiam diri sabar atasnya dan mengharap pahala Allah, melainkan Allah catatan baginya pahala syahid.”


Jadi, wabah ini adalah azab bagi hamba-Nya yang kafir, teguran bagi hamba-Nya yang lalai, serta rahmat bagi hamba-Nya yang beriman.


4. Hendaknya bagi seorang muslim untuk meneladani petunjuk Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam menghadapi bencana-bencana seperti ini.


Di antaranya :

• beliau menyegerakan shalat

• beliau memperbanyak istighfar

• beliau memperbanyak ibadah

• beliau memperbanyak mengingat Allah Azza wa jalla, berdo’a kepadaNya.


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda tatkala terjadi gerhana : “Sesungguhnya matahari dan rembulan merupakan dua tanda Allah, dan sesungguhnya tidaklah terjadi gerhana atas keduanya karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka apabila kalian melihatnya, dirikanlah takbiran, berdo’alah kepada Allah, shalatlah dan bersedekahlah.” *HR. Bukhari Muslim*


Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah: “Hendaknya bagi seorang muslim untuk beriman kepada takdir Allah sembari bertawakkal kepada-Nya.” *Al-Wabilu Ash-Shayyib hlm. 110 karya Ibnul Qayyim al-Jauziyyah.*


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Ketahuilah apa saja yang menimpamu, maka tidak akan luput darimu, dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu.” *HR. Tirmidzi dengan sanad yang shahih*


5. Hendaknya seorang muslim beriman dengan takdir Allah

Hal ini termasuk dari rukun iman. Apabila hal ini sudah tertanam dalam hati sanubari kita, maka kita akan tenang, tidak panik, tidak galau, stres. “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya dan hal ini tidaklah dijumpai kecuali pada seorang mukmin, jika dia mendapatkan kenikmatan dia bersyukur maka itu baik baginya dan jika ia mendapat ujian dia bersabar maka itu baik baginya.” *HR. Muslim: 2999*


6. Hendaknya bagi kita untuk bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan menyandarkan semuanya hanya kepada-Nya semata, Dialah yang dapat mendatangkan kebaikan dan menjauhkan dari kejelekan atau mudharat.


“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah telah menjadikan ketentuan bagi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 3)


Tawakkal bukan berarti kita tidak berikhtiar, bahkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan kepada kita untuk menjauhi wabah dan orang-orang yang terkena penyakit menular. Dari Abu Hurairah Radiallahu 'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa”. *HR. Muslim: 5380*


Dari Abu Hurairah Radiallahu 'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”. *HR. Bukhari: 5771 dan Muslim 2221*


Maka dalam keadaan seperti ini kita hendaknya menggunakan masker, cuci tangan, menjauhi kerumunan, menjauhi tempat-tempat wabah, dll dari arahan-arahan pemerintah dan ahli medis. Kemudian setelah itu menyerahkan semua urusannya hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.


Merupakan suatu kesalahan, apabila seseorang hanya menggantungkan urusannya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala tanpa mau berusaha, sebagaimana juga sebuah kesalahan apabila orang hanya melakukan antisipasi-antispasi tanpa menyerahkan urusannya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.


Tawakkal itu menggabungkan kedua hal tersebut di atas. Perhatikan baik-baik hadits berikut: “Ada seorang yang datang kepada Rasulullah kemudian mengatakan: ‘Ya Rasulullah apakah aku mengikat untaku kemudian bertawakkal ataukah aku melepasnya dan bertawakkal?’ Maka nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ikatlah dan bertawakkallah.” *HR. Tirmidzi 2517 dan dihasankan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ 1068*



Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page