top of page

PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (51)


Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



D. Persatuan

Bersatu dan tidak berpecah belah merupakan prinsip yang diajarkan Islam dalam banyak ayat al-Qur'an dan teks hadits. Dalam bab puasa, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Puasa itu hari manusia berpuasa dan hari raya itu hari manusia berhari raya.” *HR. Tirmidzi No. 697, Ibnu Majah No. 1660; dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah No. 224.*


Ya, demikianlah ajaran Islam yang mulia. Lantas kenapa kita harus berpecah belah dan fanatik terhadap kelompok dan golongan masing-masing, padahal Tuhan kita satu, rasul kita satu, ka'bah kita satu dan al-Qur'an kita satu?! Oleh karenanya, marilah kita rapatkan barisan kita dan rajut persatuan dengan mengikuti al-Qur'an dan sunnah, taat kepada pemimpin kita dan mengingkari setiap pemikiran yang mengajak kepada perpecahan.


E. Kembali Kepada Ajaran al-Qur'an

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur'an yang berisi petunjuk bagi umat manusia. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. (QS. al-Baqarah [2]: 185)


Maka hal ini memberikan pelajaran kepada kita kaum muslimin agar kembali kepada ajaran al-Qur'an dengan membacanya, memahami isinya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai cahaya dalam menapaki kehidupan ini.


Tidaklah kehinaan yang menimpa kaum muslimin pada zaman sekarang kecuali disebabkan jauhnya mereka dari al-Qur'an dan Sunnah. “Jika kalian telah jual beli dengan sistem al-’Inah (salah satu sistem menuju riba), kalian sibuk dengan ekor sapi, rela dengan tanaman, meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian dan Allah tidak mencabutnya dari kalian sehingga kalian kembali kepada agama kalian.” *HR. Abu Dawud No. 3462, Ahmad 3825; dishahihkan al-Albani ash-Shahihah No. 11.*


Demikian pula bencana demi bencana yang menimpa negeri ini dari tsunami, banjir, tanah longsor, lumpur panas dan sebagainya, barangkali semua itu karena perbuatan dosa umat manusia agar mereka segera menyadari dan kembali kepada ajaran agama yang suci?! Allah berfirman: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. ar-Rum [30]: 41)


Demi Allah, sesungguhnya kemaksiatan itu sangat berpengaruh pada keamanan suatu negeri, kenyamanan, dan perekonomian rakyat. Sebaliknya, ketaatan akan membawa keberkahan dan kebaikan suatu negara. Allah berfirman: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. al-A’raf [7]: 96)


F. Kasih Sayang Terhadap Sesama

Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan, sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan daripada angin yang kencang. *HR. Bukhari No. 1902 dan Muslim No. 6149* Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” *HR. Tirmidzi No. 807, Ahmad 28/261, Ibnu Majah No. 1746; dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi.*


Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Islam adalah agama yang rahmat (kasih sayang) kepada sesama. Bagaimana tidak, di antara nama Allah adalah ar-Rahman dan ar-Rahim (Maha Penyayang), Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam juga adalah penyayang, al-Qur'an juga penyayang, lantas bagaimana ajaran Islam tidak menganjurkan umatnya untuk berbuat kasih sayang kepada sesama?!


Oleh karenanya, celakalah segelintir orang yang melakukan aksiaksi terorisme dan pengeboman yang sangat bertentangan dengan prinsip Islam adalah agama kasih sayang sehingga menimbulkan kerusakan yang sangat banyak seperti hilangnya keamanan negara, hilangnya nyawa, rusaknya bangunan, tercemarnya nama Islam, dan sebagainya. *Lihat buku Pengeboman, Jihad Atau Terorisme? oleh Abu Ubaidah, Pustaka Al Furqon.*




Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء











Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Commentaires


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page