top of page

PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (27)


Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



5. Suci dari hadats

Membaca al-Qur'an termasuk dzikir yang agung. Karena itu, barang siapa yang akan membaca al-Qur'an hendaklah ia bersuci, baik dari hadats kecil maupun besar.


Dari Muhajir bin Qunfudz Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku benci untuk berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci.” *HR. Abu Dawud No. 17, Nasa'i No. 38, Ibnu Majah No. 350, Darimi 2/287, Ibnu Khuzaimah No. 206, Ibnu Hibban No. 179, Ahmad 5/80, Hakim 1/167 dan dia berkata: “Shahih menurut syarat Bukhari-Muslim”, disetujui oleh adzDzahabi. Al-Albani menshahihkannya dalam ash-Shahihah No. 834.*


Syaikh al-Albani Rahimahullah berkata: Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam membenci untuk berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci, maka hal itu menunjukkan bahwa membaca al-Qur'an tanpa bersuci lebih utama untuk dibenci. Oleh karena itu, tidaklah pantas untuk mengatakan bolehnya membaca al-Qur'an tanpa bersuci secara mutlak, sebagaimana yang dilakukan oleh saudara-saudara kita dari ahli hadits.” *Ash-Shahihah 2/489 *


6. Membaca ta’awudz dan basmalah

Termasuk sunnah ialah membaca (“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”) sebelum membaca al-Qur'an. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: Apabila kamu membaca al-Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (QS. anNahl [16]: 98)


Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Faedah ta’awudz yaitu agar setan menjauh dari hati orang yang akan membaca al-Qur'an, dengan demikian orang tersebut akan dapat memahami, memperhatikan ayat-ayat-Nya dan mengambil manfaat darinya, karena sudah tentu berbeda antara orang yang membaca al-Qur'an dengan menghadirkan hati dengan orang yang membaca al-Qur'an sedang hatinya lalai!? *Asy-Syarh al-Mumthi’ 3/371*


Adapun (Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang) dibaca pada setiap awal surat kecuali Surat at-Taubah berdasarkan hadits: Dari Anas Radiallahu 'anhu berkata: “Suatu ketika Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba beliau tertidur sejenak kemudian beliau mengangkat kepalanya dan tersenyum. Para sahabat pun bertanya: ‘Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?’ Rasulullah n menjawab: ‘Telah turun sebuah surat kepadaku.’ Kemudian beliau membaca (yang artinya): ‘Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.’”   *HR. Muslim No. 400, Abu Dawud No. 4747, Nasa'i No. 902, Ahmad 3/102.*


7. Tartil ketika membaca al-Qur'an

Berdasarkan firman Allah Azza wa jalla: Dan bacalah al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. (QS. al-Muzammil [73]: 4)


Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata: “Bacalah perlahan-lahan, karena hal itu dapat membantu dalam memahami al-Qur'an dan menghayatinya.” *Tafsir al-Qur'an al-Azhim 4/392*


Ibnu Abbas Radiallahu 'anhu berkata: “Membaca satu surat dengan tartil lebih aku sukai daripada membaca al-Qur'an seluruhnya dengan cepat.” *At-Tibyan hlm. 70*


8. Memperbagus bacaan dan suara

Berdasarkan hadits: Dari Bara' bin Azib Radiallahu 'anhu dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah n membaca (yang artinya) ‘Demi buah tin dan buah zaitun’ pada shalat isya dan tidaklah aku mendengar bacaan atau suara yang lebih bagus daripada beliau.” *HR. Bukhari No. 7527 *


Juga berdasarkan hadits: Dari Abu Hurairah Radiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Bukan dari golongan kami orang yang tidak melagukan alQur'an.” *HR. Bukhari No. 769, Muslim No. 464*


Imam Nawawi Rahimahullah menukil perkataan jumhur (mayoritas) ulama bahwa maksud - adalah yang tidak membaguskan suaranya ketika membaca al-Qur'an. *At-Tibyan hlm. 88*




Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page