top of page

PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (26)


Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



BAB KELIMA BELAS ◾ Berinteraksi Dengan al-Qur'an

Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan saat dilipatgandakannya pahala. Di dalam bulan itulah diturunkan alQur'an, sebagaimana firman-Nya: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). (QS. al-Baqarah [2]: 185)


Memperbanyak membaca dan mempelajari al-Qur'an di bulan ini termasuk amalan yang dianjurkan, bahkan Malaikat Jibril 'Alaihissallam selalu datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa slalam untuk mengecek dan membacakannya al-Qur'an. Sebagai kitab suci, al-Qur'an memiliki adab-adab yang harus kita penuhi ketika berinteraksi dengannya. Berikut ini adabadab ketika membaca dan mempelajari al-Qur'an dengan acuan dari al-Qur'an dan Sunnah. Semoga bermanfaat.


Adab Membaca dan Mempelajari al-Qur'an

1. Ikhlas

Membaca dan mempelajari al-Qur'an termasuk ibadah, karena itu ikhlas dan ittiba sudah menjadi kemestian. Ikhlas berma'na mencari ridha dan ganjaran dari Allah dengan menafikan (meniadakan) tujuan-tujuan yang lain. Allah berfirman: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus. (QS. al-Bayyinah [98]: 5)


Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah mengisahkan tiga orang yang masuk neraka dikarenakan amalan mereka. Di antaranya seseorang yang menuntut ilmu dan membaca al-Qur'an, pada hari akhir dia ditanya oleh Allah: “Apa yang kamu kerjakan di dunia dengan nikmat tersebut?” Orang tersebut menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca al-Qur'an hanya karena-Mu ya Allah.” Allah kemudian berkata: “Engkau dusta! Sesungguhnya engkau menuntut ilmu agar dikatakan sebagai orang alim dan engkau membaca al-Qur'an agar dikatakan sebagai qari' (ahli baca al-Qur'an).” *HR. Muslim No. 1905*


2. Mengamalkannya

Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah, karena amal merupakan konsekuensi dari ilmu. Mengamalkan al-Qur'an yaitu dengan mengimani dan memenuhi segala tuntutannya, dari menghalalkan yang dihalalkan, mengharamkam yang diharamkam, dan sebagainya. Berkata Abu Abdirrahman as-Sulami Rahimahullah: “Dahulu para sahabat nabi yang mengajarkan kami al-Qur'an, semisal Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dan lainnya, mereka jika belajar sepuluh ayat, tidak pindah hingga mengamalkannya, mereka belajar dan mengamalkan al-Qur'an secara bersama.” *Syarh Muqaddimah Tafsir hlm. 22 Ibnu Utsaimin*


Bahkan terdapat ancaman bagi orang yang enggan mengamalkan al-Qur'an, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab Radiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang laki-laki, maka keduanya membawaku ke sebuah tempat yang bernama ‘Al-Ardh al-Muqaddesah’ (diceritakan dalam hadits tersebut bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mendapati peristiwa demi peristiwa, Pent.) hingga kami menjumpai seseorang yang dipecah kepalanya dengan batu besar. (Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pun melanjutkan ceritanya, Pent.) hingga beliau bersabda: “Kalian berdua telah membawaku berkeliling, maka jelaskanlah kepadaku peristiwa-peristiwa tersebut!” Kedua laki-laki itu berkata: “… adapun orang yang dipecah kepalanya dengan batu besar adalah orang yang Allah ajari al-Qur'an, tetapi dia bermalas-malasan dengan tidur di waktu malam dan tidak mengamalkannya di waktu siang.” *HR. Bukhari No. 1386*


3. Terus-menerus dalam membaca dan mempelajarinya

Maksudnya adalah teratur dalam membaca dan menghafalnya agar tidak lupa dan hilang dari dada. Hal tersebut dapat terwujud dengan selalu mengulang-ulanginya dan membuang jauh-jauh rasa jemu. Dari Abu Musa al-Asy'ari Radiallahu 'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: “Jagalah selalu al-Qur'an! Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hal itu lebih kuat daripada ikatan tali unta.” *HR. Bukhari No. 5033 dan Muslim No. 791*


4. Merenungi kandungan maknanya

Hikmah diturunkannya al-Qur'an agar manusia dapat memikirkan dan merenungi ayat-ayat-Nya serta mengambil pelajaran darinya, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS. Shad [38]: 29)


Bahkan Allah mencela orang-orang yang enggan merenungi alQur'an, dalam firman-Nya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka yang terkunci? (QS. Muhammad [47]: 24)


Syaikh Muhammad bin Utsaimin Rahimahullah berkata: “Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang yang tidak mentadabburi al-Qur'an dan mengisyaratkan bahwa hal itu termasuk terkuncinya hati mereka dan tercegahnya kebaikan pada mereka.” *Ushul fi Tafsir hlm. 25*




Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page