PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (22)
- Muhammad Basyaib
- 6 Apr 2021
- 3 menit membaca
Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
Dipublish: Moeslim Book Central
Hadits ini juga merupakan keajaiban kedokteran Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, karena telah terbukti secara penelitian bahwa kurma menyimpan zat gula banyak yang sangat dibutuhkan oleh orang puasa untuk mengembalikan kekuatannya, apalagi kurma adalah buah, makanan praktis, obat, dan manisan. Bila tidak ada, maka hendaknya dengan air, hal itu untuk mencuci alat pencernaan dan menstabilkan tenaga kembali. *Lihat Taudhihul Ahkam 3/477 al-Bassam.* Bila tidak ada sesuatu untuk berbuka maka cukup dengan niat yang kuat. Adapun apa yang dilakukan oleh sebagian manusia dengan mengisap jempol dan membasahi pakaian, hal ini tidak ada asalnya.
Demikianlah berbukanya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, sangat sederhana, tidak berlebihan seperti kebanyakan kita sekarang yang sibuk dan berlebihan sehingga menyiapkan berbagai macam makanan, buah-buahan, dan snack sehingga kekenyangan, lalu akhirnya tidak shalat maghrib secara berjama’ah!! Semua ini bukanlah petunjuk Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam.” *Ma’a Nabi fi Ramadhan hlm. 17–18 Muhammad bin Musa Alu Nashr*
2. Do’a berbuka puasa
Do’a yang paling utama adalah do’a yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Adalah beliau ketika berbuka puasa membaca do’a: *Pada tanggal 27 Ramadhan 1425 H, kami bertemu dengan al-Allamah al-Muhaddits Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad b menjelang shalat tarawih di Masjid Nabawi. Kami bertanya kepada beliau tentang waktu do’a berbuka puasa di atas, apakah ketika akan berbuka atau ketika sedang berbuka?! Beliau menjawab dengan singkat: “Kedua-duanya boleh, adapun setelah berbuka maka bukanlah waktunya.”* “Telang hilang rasa dahaga, telah basah kerongkongan dan mendapat pahala insya Allah.” *HR. Abu Dawud No. 2357, Nasa'i dalam Amalul Yaum wal Lailah No. 299, Ibnu Sunni No. 480, Hakim 1/422, Baihaqi 4/239. Dihasankan oleh ad-Daraquthni dalam Sunan-nya No. 240, disetujui oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam at-Talkhis 2/802, al-Albani dalam al-Irwa' No. 920. *
3. Memberi makan orang yang berbuka puasa
Wahai saudaraku, bersemangatlah untuk memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, karena pahala dan ganjarannya sangat besar. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” *HR. Tirmidzi No. 807, Ahmad 28/261, Ibnu Majah No. 1746. Ibnu Hibban No. 895; dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi No. 807.*
Dan memberi makan untuk orang puasa memiliki beberapa bentuk, yaitu:
• Mengundangnya untuk makan di rumah
• Membuatkan makanan dan mengirimkan untuknya
• Membelikan makanan untuknya. *Al-Muntaqa lil Hadits fi Ramadhan hlm. 52 Ibrahim al- Huqail *
F. Shalat Tarawih *Lihat masalah ini lebih lengkap dalam Qiyam Ramadhan karya al-Albani*
Ketahuilah, bahwa seorang mukmin pada bulan Ramadhan terkumpul dua jihad dalam dirinya: jihad pada siang hari dengan puasa dan jihad pada malam hari dengan shalat malam. *Latha'iful Ma’arif hlm. 319* Sungguh mengerjakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan pahalanya sangat besar. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” *HR. Bukhari 4/250, Muslim No. 759 *
Dan hendaklah mengerjakan shalat tarawih bersama imam, jangan pulang sebelum imam selesai *Faedah: Syaikh al-Albani Rahimahullah berkata: “Hari-hari Ramadhan adalah hari-hari ibadah bukan ilmu, untuk ilmu ada waktu lainnya lagi. Maka pada asalnya tidak selayaknya di sela-sela tarawih digunakan untuk kultum, ceramah, dan pengajian, ini bukan termasuk sunnah, karena waktu itu adalah waktu ibadah bukan waktu untuk ilmu. Namun, disebabkan kurangnya kaum muslimin sekarang dalam menuntut ilmu dan kurangnya ahli ilmu dalam menyampaikan ilmu kepada manusia, maka manusia mendapatkan saat itu sebagai kesempatan berharga untuk menyampaikan ilmu yang dibutuhkan masyarakat dalam waktu yang tepat bagi mereka.” (Kaset Liqo'atu al-Huwaini Ma’a al-Albani 7/B). Dari perkataan beliau ini sangat jelas menunjukkan bahwa kultum setelah tarawih tidak bisa dikatakan bid’ah secara mutlak sebagaimana anggapan sebagian kalangan. Wallahu A’lam* karena Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang shalat bersama imam sampai selesai, ditulis baginya shalat sepanjang malam.” *HR. Abu Dawud 4/248, Tirmidzi 3/520, Nasa'i 3/203, Ibnu Majah 1/420; dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Irwa' No. 447*
Adapun kaum wanita, jika mereka ingin shalat tarawih di masjid, maka hendaknya memperhatikan adab-adab pergi ke masjid, seperti memakai pakaian syar'i, tidak memakai parfum, tidak bercampur baur dengan lelaki, dan lain-lain. *Lihat lebih luas dalam Ahkam Hudhur al-Masjid hlm. 275–281 Abdullah bin Shalih al-Fauzan. *
G. Perbanyaklah Berdo’a
Termasuk keberkahan bulan Ramadhan, Allah memuliakan kita semua dengan jaminan terkabulnya do’a. *Ruh ash-Shiyam wa Ma’anihi hlm. 114 Abdul Aziz Musthafa Kamil* Keadaan berpuasa merupakan saat-saat waktu terkabulnya do’a. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tiga do’a yang tidak tertolak: do’a orang tua, do’a orang yang puasa dan do’a orang musafir (bepergian).” *HR. Baihaqi 3/345 dan lain-lain. Dicantumkan oleh al-Albani dalam ashShahihah No. 1797.*
Maka pergunakanlah kesempatan berharga ini dengan memperbanyak do’a dengan menghadirkan hati dan kemantapan jiwa. Janganlah sia-siakan waktu istimewa ini dengan hal-hal yang tiada guna, lebih-lebih saat akan berbuka puasa.
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRALجَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Komentar