PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (21)
- Muhammad Basyaib
- 6 Apr 2021
- 3 menit membaca
Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
Dipublish: Moeslim Book Central
Hal ini menunjukkan bahwa tiga hal di atas mempengaruhi pahala puasa dan menguranginya, namun apakah sampai membatalkan puasa? Mayoritas ulama mengatakan tidak batal, sampai Imam Ahmad mengatakan: “Seandainya ghibah membatalkan puasa, maka tidak ada yang sah puasa kita.”
Dari sinilah kita mengetahui hikmah yang mendalam dari disyari’atkannya puasa. Andaikan kita terlatih dengan tarbiyah yang agung semacam ini, sungguh Ramadhan akan berlalu sedangkan manusia berada dalam akhlak yang agung, berpegang dengan akhlak dan adab, karena itu adalah tarbiyah yang nyata. *Asy-Syarh al-Mumthi’ 6/431* Dan inilah hakikat puasa yang sebenarnya.
Al-Hafizh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah berkata: “Orang berpuasa yang sebenarnya adalah orang yang menahan anggota badannya dari segala dosa, lisannya dari dusta, perutnya dari makanan, minuman dan farjinya dari jima’. Bila berbicara, dia tidak mengeluarkan perkataan yang menodai puasanya. Jika berbuat, dia tidak melakukan hal yang dapat merusak puasanya. Sehingga ucapannya yang keluar adalah bermanfaat dan baik. Demikian pula amal perbuatannya, ibarat wewangian yang dicium baunya oleh kawan duduknya. Seperti itu juga orang yang puasa, kawan duduknya mengambil manfaat dan merasa aman dari kedustaan, kemaksiatan, dan kezhalimannya. Inilah hakikat puasa sebenarnya, bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman.” *Al-Wabil ash-Shayyib wa Rafi’ul Kalim ath-Thayyib hlm. 57 Ibnul Qayyim*
C. Memperbanyak Sedekah
Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Marilah kita contoh pribadi Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam hal ini. Beliau adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan, sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan daripada angin yang kencang. Ibnu Abbas Radiallahu 'anhu berkata: “Adalah Rasulullah n manusia yang paling dermawan. Beliau sangat dermawan jika bulan Ramadhan.” *HR. Bukhari No. 6, Muslim No. 2308*
Kedermawanan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tampak dalam segala hal, dalam memberi ilmu, harta, mengerahkan jiwa untuk membela agama dan memberi manusia petunjuk, serta memberi bantuan dan manfaat dengan segala cara. Beliau membantu memberikan makanan kepada orang yang kelaparan, menasihati orang yang bodoh, memenuhi hajat mereka, dan menanggung segala beban berat mereka. *Latha'iful Ma’arif hlm. 306*
Demikianlah suri teladan kita, sudahkah kita mencontohnya? Oleh karena itu, hendaknya kita bersemangat dalam bersedekah dan berbuat baik kepada umat manusia dan orang-orang lemah dengan berbagai macam kebaikan.
D. Membaca al-Qur'an
Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur'an, maka sudah semestinya kita memuliakannya dengan banyak membaca, mentadabburi (merenungi), dan memahami isinya pada bulan ini. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam—teladan kita—selalu mengecek bacaan al-Qur'annya pada Malaikat Jibril pada bulan tesebut. *HR. Bukhari 1/30, Muslim No. 3308*
Cukuplah untuk menunjukkan keutamaan membaca dan mempelajari al-Qur'an sebuah hadits yang berbunyi: Dari Abdullah bin Mas’ud Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa membaca satu huruf al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, setiap satu kebaikan dilipatgandakan hingga sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.” *HR. Tirmidzi No. 2910, Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam ash-Shahihah No. 660.*
E. Menyegerakan Berbuka
Bila matahari telah terbenam atau adzan maghrib telah dikumandangkan maka segeralah berbuka, karena hal itu adalah sunnah Nabi kita yang mulia Shalallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” *HR. Bukhari No. 1957, Muslim No. 1098*
Segera dalam berbuka memiliki beberapa manfaat:
• Mengikuti sunnah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
• Melaksanakan perintah
• Menyelisihi ahli kitab
• Sebab terusnya kebaikan
• Sebab mendapatkan cinta Allah
• Lebih mudah bagi orang yang puasa. *Ta’liqat Syaikhina Sami bin Muhammad ’ala Bulughil Maram kitab puasa*
Inilah sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang banyak dilalaikan manusia. Padahal jika umat Islam seluruhnya menyegerakan berbuka, sungguh mereka telah berpegang dengan sunnah Rasul dan jalannya salaf ashshalih, mereka tidak akan tersesat dengan izin Allah selama berpegang dengan hal itu. *hifat Shaum an-Nabi hlm. 63 Salim al-Hilali dan Ali Hasan*
1. Dengan apa kita berbuka?
Adalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengutamakan berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma maka beliau berbuka dengan minum air. Berdasarkan hadits: “Adalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berbuka puasa dengan kurma basah sebelum shalat. Apabila tidak ada kurma basah maka beliau berbuka dengan kurma kering, apabila tidak ada kurma kering maka beliau berbuka dengan air.” *HR. Abu Dawud No. 2356, Tirmidzi No. 696, Ahmad 3/163, Ibnu Khuzaimah 3/227, Hakim 1/432, dihasankan oleh al-Albani dalam al-Irwa' No. 922.*
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRALجَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Komentar