top of page

PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (20)


Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



BAB KEDUA BELAS ◾ Adab-Adab Puasa

Bulan Ramadahan merupakan bulan yang penuh dengan keutamaan, bulan panen pahala, bulan yang merupakan “sekolah keimanan” bagi kita semua. Oleh karenanya, sangat merugi bila kita tidak pandai-pandai mengisi waktu dan kesempatan emas tersebut dengan baik.


Ingatlah, tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk berjumpa dengan bulan mulia tersebut!! Ingatlah saudara-saudara kita yang tahun lalu ber-Ramadhan bersama kita namun mereka kini sudah tiada!! Bahkan ingatlah bahwa tidak ada jaminan bahwa kita akan mendapati Ramadhan hingga sempurna!! Oleh karena itu, janganlah kita membuang-buang waktu di bulan ini dengan sia-sia!!


Orang yang beruntung adalah yang dapat memanfaatkan dan mengisi hari-hari Ramadhan dengan amalan-amalan yang mulia dan menghiasinya dengan adab-adab terpuji. Adab-adab apa sajakah yang harus diperhatikan oleh orang yang sedang puasa?


A. Makan Sahur

Berdasarkan hadits: Dari Anas bin Malik Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan.” *HR. Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095*


Hadits ini berisi anjuran untuk bersahur sebelum puasa, karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak dan membawa berkah. Berkah sahur banyak sekali, di antaranya:

• Akan merasa kuat dalam melakukan aktivitas ibadah di siang hari, sebab orang yang lapar biasanya malas untuk beraktivitas.


• Membendung perbuatan-perbuatan jelek yang ditimbulkan oleh rasa lapar.


• Mencontoh perbuatan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang mulia.


• Menyelisihi perangai ahli kitab yang kita diperintahkan untuk menyelisihi mereka.


• Menjadikan seorang bangun akhir malam dan bisa menggunakannya untuk ibadah shalat, do’a, dzikir, dan sebagainya karena saat itu adalah saat-saat yang istimewa.


• Menjadikan seorang giat shalat berjama’ah shubuh di masjid. Oleh karena itu, biasanya jumlah orang yang shalat shubuh jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan bulan- bulan lainnya. *Ahadits Shiyam hlm. 76–77 Abdullah al-Fauzan*


Namun, perintah dalam hadits ini hanya menunjukkan sunnah tidak sampai wajib. *Al-Ijma’ hlm. 49 Ibnul Mundzir (tahqiq: Fuad Abdul Mun’im Ahmad)* Sekalipun demikian, hendaklah kita berusaha untuk tidak meninggalkan sahur walaupun hanya dengan seteguk air. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan:Makan sahur itu penuh berkah. Maka janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” *HR. Ahmad 10/15, Ibnu Abi Syaibah 3/8. Lihat Shahihul Jami’ No. 2945.*


Dan termasuk sunnah ketika sahur adalah agar mengakhirkannya. Zaid bin Tsabit Radiallahu 'anhu berkata: “Kami bersahur bersama Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau berdiri untuk shalat shubuh.” Anas Radiallahu 'anhu bertanya: “Berapa lama jarak antara selesai sahurnya dengan adzan?” Zaid menjawab: “Lamanya sekitar bacaan lima puluh ayat.” *HR. Bukhari No. 1921, Muslim No. 1097*


B. Tidak Melakukan Perbuatan Sia-Sia dan Perkataan Kotor

Puasa tidak hanya menahan makan dan minum semata. Akan tetapi, lebih dari itu, menahan anggota badan dari bermaksiat kepada Allah: menahan mata dari melihat yang haram, menjauhkan telinga dari mendengar yang haram, menahan lisan dari mencaci dan menggunjing (berghibah), serta menjaga kaki untuk tidak melangkah ke tempat maksiat. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Betapa banyak orang berpuasa yang tidak ada bagian dari puasanya kecuali hanya mendapat lapar belaka.” *HR. Ibnu Majah No. 1690. Syaikh al-Albani Rahimahullah berkata: “Hadits hasan shahih.” Lihat al-Misykah No. 2014 dan Shahihul Jami’ No. 3488 keduanya oleh al-Albani.*


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: “Puasa adalah perisai. Maka janganlah berkata kotor dan berbuat bodoh. Apabila ada yang memerangimu atau mencelamu, maka katakanlah: ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa.’”   *HR. Bukhari 4/103, Muslim No. 1151*


Dalam hadits yang lain Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya serta kebodohan, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” *HR. Bukhari No. 1903 *



Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page