top of page

MEREKA YANG MERUGI (10)

Diperbarui: 20 Mar 2021


ree

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Dipublish: Moeslim Book Central



Sabar yang berpahala

Kata Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani hafizahullah, sabar yang berpahala dilakukan dengan:

1. ikhlas karena Allah,

2. mengadu kepada Allah, bukan mengadu kepada manusia, dan

3. sabar pada awal musibah.

(Muqowwimaat Ad-Daa’iyah An-Naajih, hlm. 201).


Lima kiat untuk bisa bersabar, ridha, hingga bersyukur

Pertama: Melihat kepada pilihan Allah. Pilihan Allah pasti adalah terbaik untuk kita.


Dari Shuhaib, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).


Kedua: Mengingat bahwa dengan adanya musibah akan menghapuskan dosa.


Dari Abu Hurairah Radiallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ujian akan selalu bersama dengan orang beriman lelaki maupun perempuan, baik pada dalam diri, anak, dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu kesalahan pun.” (HR. Tirmidzi, no. 2399; Shahih Ibnu Hibban, 2924. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).


Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radiallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari, no. 5660 dan Muslim, no. 2571).


Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah Radiallahu 'anhuma, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada masa depan), sedih (akan masa lalu), kesusahan hati (berduka cita) atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573. Lihat Syarh Shahih Muslim, 16:118 dan Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 1:491).


Ketiga: Kalau kita memandang musibah yang menimpa kita masih lebih ringan dan Allah masih menyayangi kita, sedangkan musibah yang menimpa lainnya lebih berat.


Dari ‘Abdurrahman bin Saabith Al-Qurosyi Radiallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian tertimpa musibah, maka ingatlah musibah yang menimpa diriku. Musibah padaku tetap lebih berat dari musibah yang menimpa dirinya.” (HR. ‘Abdurrozaq dalam Mushannaf-nya, 3: 564; AthThabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 7:167. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1106. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih karena berbagai syawahid atau penguat).


Keempat: Hendaklah melihat pada akibat dari musibah, karena musibah tersebut membuat kita rajin berdzikir, berdoa, dan semakin kepada Allah.


Allah mengatakan tentang Nabi Ayyub 'Alaihissallam, “Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Rabb-nya).” (QS. Shaad: 44).


Kelima: Mengingat pada balasan sabar dan ridha begitu besar.


Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radiallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa jalla berkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga.” Mereka berkata, “Kami memenuhi panggilan-Mu, kami menaati-Mu.” Allah berfirman, “Apakah kalian ridha (puas)?” Mereka menjawab, “Kenapa kami tidak ridha (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari ciptaanMu.” Maka Allah berfirman, “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?” Mereka berkata, “Adakah yang lebih baik dari ini?” Allah berfirman, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhaan-Ku, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya.” (HR. Bukhari, no. 6549, 7518 dan Muslim, no. 2829).


Lima kiat di atas dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam fatawanya.



Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء


Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page