KUPAS TUNTAS MASALAH SYAFA'AT (3)
- Muhammad Basyaib
- 3 Mar 2021
- 4 menit membaca

Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi
Dipublish : Moeslim Book Central
Amalan-Amalan Pemberi Syafa’at
Ada beberapa amalan ibadah yang bisa memberikan syafa’at kepada pelakunya kelak di akhirat nanti. Hal ini wajib diimani karena hadits-haditsnya shahih. Di antaranya adalah:
1. Al-Qur‘an
Hal ini berdasarkan hadits Abu Umamah al-Bahili Radiallahu 'anhu, “Saya mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ِ“Bacalah al-Qur‘an karena ia akan datang pada hari Kiamat kelak untuk memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR Muslim 1/553)
2. Puasa
Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Amr Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:“Puasa dan al-Qur‘an akan memberikan syafa’at kepada hamba kelak pada hari Kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari syahwat di siang hari maka berilah aku syafa’at untuknya.’ Al-Qur‘an juga berkata, ‘Saya telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka berilah aku syafa’at untuknya.’ Lalu keduanya diberi syafa’at untuk pelakunya.” (HR Abu Dawud 2/119, Tirmidzi 5/164, dan dishahihkan al-Albani)
Ibnu Rajab Rahimahullah mengatakan, “Puasa memberikan syafa’at bagi orang yang mencegah dari makanan dan syahwat yang haram baik haram karena khusus puasa seperti makan, minum, serta hubungan badan dengan istri, atau haram bukan karena khusus puasa seperti ucapan haram, mendengar haram, pandangan haram, pekerjaan haram. Maka, jika puasa dapat mencegah hamba dari perbuatan-perbuatan haram tersebut niscaya akan memberikan syafa’at baginya. Adapun orang puasa tetapi tidak mencegah diri dari dosa-dosa maka pantas jika wajahnya ditampar. Demikian halnya dengan al-Qur‘an, ia memberikan syafa’at bagi orang yang menjaga hak al-Qur‘an.” *Lathaiful Ma’arif hlm. 182*
Kiat Menggapai Syafa’at
Sekalipun syafa’at adalah rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman setelah mendapatkan izin dan ridha-Nya, di sana ada beberapa sebab dan faktor yang menjadikan seorang dapat meraih syafa’at. Di antara faktor tersebut adalah:
1. Tauhid
Tidak ragu lagi bahwa tauhid—yaitu memurnikan segala bentuk ibadah kepada Allah—adalah faktor utama untuk meraih syafa’at, bahkan tauhid adalah syarat utama syafa’at sebagaimana telah lalu penjelasannya. Juga berdasarkan hadits Nabi Shalallahu 'alahi wa sallam: “Orang yang paling berbahagia memperoleh syafa’atku pada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ‘La ilaha illa Allah’ ikhlas dari lubuk hatinya.” (HR Bukhari: 99, 6570)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah mengatakan, “Syafa’at sebabnya adalah menauhidkan (mengesakan) Allah dan memurnikan agama dan ibadah hanya kepada Allah. Semakin bertauhid seseorang, semakin berhak dia mendapatkan syafa’at.” *Majmu’ Fatawa 1/414*
2. Membaca al-Qur‘an dan mempelajarinya serta mengamalkan kandungannya
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam: “Bacalah al-Qur‘an karena dia akan datang pada hari Kiamat kelak untuk memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR Muslim 1/553)
3. Berpuasa wajib dan sunnah ikhlas karena Allah
Hal ini berdasarkan hadits (yang artinya): “Puasa dan al-Qur‘an akan memberikan syafa’at kepada hamba kelak pada hari Kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari syahwat di siang hari maka berilah aku syafa’at untuknya.’ Al-Qur‘an juga berkata, ‘Saya telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka berilah aku syafa’at untuknya.’ Lalu keduanya diberi syafa’at untuk pelakunya.” (HR Abu Dawud 2/119, Tirmidzi 5/164, dan dishahihkan al-Albani)
4. Do’a anak shalih
Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah Radiallahu 'anhu: “Sesungguhnya Allah meninggikan derajat hamba yang shalih di surga lalu dia mengatakan, ‘Wahai Rabbku, dari manakah kedudukan ini?’ Allah menjawab, ‘Karena sebab do’a ampunan anakmu untukmu.’” (HR Ahmad: 5092, Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan al-Albani)
5. Tinggal di kota Madinah
Hal ini berdasarkan hadits: “Barangsiapa yang sabar menghadapi kesengsaraannya maka saya akan menjadi saksi dan pemberi syafa’at baginya kelak pada hari Kiamat.” (HR Muslim 2/1004)
6. Shalawat kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
Hal ini berdasarkan hadits: Dari Abdullah bin Amr bin Ash d bahwasanya dia mendengar Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengarkan adzan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kemudian bershalawatlah kepadaku. Karena, barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, kemudian mintalah kepada Allah wasilah karena itu adalah tempat di surga yang tidak layak kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan saya berharap sayalah yang mendapatkannya, maka barangsiapa yang memintakan untukku wasilah niscaya halal syafa’at baginya.” *HR Muslim: 384*
Syaikh al-Albani Rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada tiga sunnah yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia yaitu menjawab adzan, shalawat kepada Nabi n usai menjawab, dan memintakan wasilah untuk Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Anehnya, engkau perhatikan sebagian orang yang meremehkan sunnah-sunnah ini adalah orang yang sangat fanatik memperjuangkan bid’ahnya shalawat muadzin secara keras usai adzan, padahal hal tersebut merupakan kebid’ahan dalam agama dengan kesepakatan ulama. Kalau mereka melakukan hal itu dengan alasan cinta Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, lantas kenapakah mereka tidak menghidupkan sunnah ini dan meninggalkan bid’ah tersebut?! Kita memohon hidayah.” *Ta’liq Fadhlush Shalah ’ala Nabi hlm. 49–50*
7. Shalat manusia kepada mayit yang bertauhid
Berdasarkan hadits: “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun kecuali mereka akan memberikan syafa’at baginya.” (HR Muslim 2/654)
Penghalang-Penghalang Syafa’at
Ada beberapa hal yang bisa menghalangi seorang dari syafa’at. Hal ini perlu diketahui agar Anda terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut:
1. Syirik kepada Allah
Syirik adalah dosa paling besar yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali jika pelakunya bertaubat.
2. Pemimpin zalim dan sikap berlebih-lebihan dalam agama
Hal ini berdasarkan hadits: “Dua golongan yang tidak akan mendapatkan syafa’atku: pemimpin zalim lagi penipu dan orang yang berlebih-lebihan dalam agama keluar darinya.” (HR Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah 1/23 dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir 20/214 dan dishahihkan al-Albani)
3. Suka melaknat tanpa aturan
Hal ini berdasarkan hadits: Sesungguhnya para pelaknat tidak akan menjadi saksi dan pemberi syafa’at kelak pada hari Kiamat. (HR Muslim: 6777)
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRAL
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء
Comments