top of page

JANGAN GEGABAH MEMVONIS KAFIR (BAGIAN : 3)

Diperbarui: 25 Feb 2021



ree

Disusun : Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish : Moeslim Book Central



BAB KE-3 ~ KLASIFIKASI SIKAP MANUSIA DALAM MENGYIKAPI TAKFIR


Syari’at Islam dibangun di atas sikap tengah-tengah sebagaimana ditegaskan oleh para ulama ahli fiqih dan ushul. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan tengahtengah agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. al-Baqarah: 143)


Maksudnya, Kami (Allah Azza wa jalla , Edt.) jadikan kalian umat yang tengah-tengah antara sikap berlebihan dan meremehkan yang terjadi pada kelompok-kelompok umat ini dan agama-agama selain Islam. Dalam sebuah hadits, Nabi Subhanahu wa ta'ala bersabda: “Wahai sekalian manusia, waspadalah kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam agama karena sikap berlebih-lebihan dalam agama telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” *HR. Nasai: 3057 dengan sanad shahih*


Ali bin Abi Thalib  pernah berkata: “Sebaikbaik manusia adalah golongan yang tengah-tengah, orang yang berlebihan akan kembali kepada mereka dan orang yang meremehkan juga akan pergi kepada mereka.” *Dikeluarkan Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf No. 34498*


Sebagian salaf juga mengatakan: “Agama Allah itu di antara orang yang berlebihan dan meremehkan.” *Lihat Sunan Darimi 1/72.*


Ini merupakan kaidah para ulama dan imam salaf yaitu bersikap tengah-tengah antara berlebihan dan meremehkan dalam aqidah, ibadah, dan akhlak. *Al-Wasthiyyah wal I’tidal hlm. 19–20 oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh* Termasuk di antaranya adalah dalam masalah takfir ini. Imam Ibnu Abil Izzi al-Hanafi Rhahimahullah berkata: “Ketahuilah—semoga Allah merahmatimu—bahwa masalah mengkafirkan dan tidak mengkafirkan merupakan fitnah dan ujian yang besar, banyak perpecahan dan perbedaan pendapat dan hawa nafsu. Dan manusia dalam masalah ini ada dua golongan tersesat dan satu yang tengah-tengah.” *Syarh Aqidah Thahawiyyah 2/432–433*


Jadi, dalam masalah ini tiga golongan yang menyikapinya:

1 – Pertama: Golongan yang berlebihan dalam mengkafirkan manusia sehingga mereka memvonis kafir dengan gegabah tanpa ilmu dan kehati-hatian terhadap seorang muslim yang telah bersyahadat dan menjalankan kewajiban agama seperti shalat, puasa dan sebagainya. Inilah sikap kelompok Khawarij yang sudah muncul sejak zaman Nabi, khulafa’ rasyidin dan masih terus ada hingga sekarang, terutama di kalangan para pemuda yang jahil dan sok pintar, mereka mengkafirkan kaum muslimin yang menyelisihi mereka dan menghalalkan darah mereka. Faktor penyebab penyimpangan mereka adalah karena mereka tidak memadukan dalil-dalil yang ada tentang kekufuran, mereka tidak membedakan antara kufur besar dan kecil, padahal kekufuran itu ada dua macam; besar dan kecil sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil yang banyak sekali.

2 – Kedua: Golongan yang meremehkan dalam masalah ini, mereka melarang vonis kafir secara mutlak terhadap seorang yang telah bersyahadat sekalipun dia murtad, mengaku nabi, mengingkari kewajiban shalat dan lain sebagainya. Ini adalah kelompok Murji’ah yang mengatakan bahwa iman itu hanya sekadar dalam hati, sedangkan amal perbuatan bukanlah termasuk bagian iman. Karenanya, menurut mereka seorang muslim tidak akan kafir sekalipun melakukan apa saja, karena kemaksiatan itu tidak membahayakan iman seorang. Mereka berdalil dengan dalil-dalil tentang keluasan rahmat Allah dan janji Allah untuk mengampuni hambaNya. Demikianlah, mereka berdalil dengan suatu dalil tetapi melalaikan dalil-dalil lainnya.

3 – Ketiga: Golongan yang tengah-tengah, mereka tidak mengkafirkan secara asal-asalan tetapi juga tidak melarang secara mutlak, mereka tidak mengkafirkan secara umum tanpa memperhatikan syarat dan kaidahkaidah dalam masalah ini, mereka berbaik sangka kepada seorang muslim yang menampakkan agama Islam, namun apabila di antara mereka melakukan kekufuran lalu terpenuhi semua persyaratan untuk mengkafirkannya serta hilang segala penghalangnya, maka mereka tidak pengecut untuk mengkafirkannya. Inilah jalan kelompok Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang tengah-tengah di antara golongan pertama (Khawarij) yang berlebih-lebihan dalam mengkafirkan dan dari golongan kedua (Murji’ah) yang meremehkan dalam takfir. Mereka menggabung antara dalil-dalil tentang ancaman dan dalil-dalil tentang janji dan rahmat Allah. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk golongan ini hingga maut menjemput kita. *Lihat Durusun fi Syarhi Nawaqidhil Islam hlm. 22–24 oleh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Nawaqidhul Iman al-Qauliyyah wal Fi’liyyah hlm. 197 oleh Dr. Abdul Aziz Alu Abdil Lathif, Nawa qidhul Iman al-I’tiqadiyyah hlm. 201–309 oleh Dr. Muhammad alWuhaibi.*



Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء



Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page