top of page

FIQIH PRAKTIS PUASA RAMADHAN (7)


Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Abu Abdillah Syahrul Fatwa

Dipublish: Moeslim Book Central



Sunnah-Sunnah di Saat Puasa

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keutamaan, bulan panen pahala, bulan yang merupakan sekolah iman bagi kita semua. Oleh karenanya, sangat merugi apabila kita tidak pandai-pandai mengisi waktu dan kesempatan emas tersebut dengan baik.


Orang yang beruntung adalah yang dapat memanfaatkan dan mengisi hari-hari Ramadhan dengan amalan-amalan yang mulia dan menghiasinya dengan adab-adab terpuji. Adab-adab apa sajakah yang harus diperhatikan oleh orang yang sedang puasa?


1. Makan sahur

Berdasarkan hadits: Dari Anas ibn Malik Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” *HR al-Bukhari 1923 dan Muslim: 1095*


Hadits ini berisi anjuran agar sahur sebelum puasa, karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak dan membawa berkah. Berkah sahur banyak sekali, di antaranya:

• Akan merasa kuat dalam melakukan aktivitas ibadah di siang hari, sebab orang yang lapar biasanya malas untuk beraktivitas.


• Membendung perbuatan-perbuatan jelek yang ditimbulkan oleh rasa lapar.


• Mencontoh perbuatan Nabi yang mulia Shalallahu 'alaihi wa sallam.


• Menyelisihi perangai ahli kitab yang kita diperintah supaya menyelisihi mereka.


• Menjadikan orang bangun akhir malam dan bisa menggunakannya untuk ibadah shalat, do’a, dzikir, dan sebagainya karena saat itu adalah saat-saat yang istimewa.


• Menjadikan orang giat shalat berjama’ah Shubuh di masjid. Oleh karena itu, biasanya jumlah orang yang shalat Shubuh (pada bulan Ramadhan) jauh lebih banyak daripada bulanbulan lainnya. *Ahadits Shiyam, Abdullah al-Fauzan, hlm. 76–77.*


Dan termasuk sunnah ketika sahur adalah supaya mengakhirkannya. Zaid ibn Tsabit Radiallahu 'anhu berkata, “Kami sahur bersama Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau berdiri untuk shalat Shubuh.” Anas Radiallahu 'anhu bertanya, “Berapa lama jarak antara selesai sahurnya dengan adzan?” Zaid menjawab, “Lamanya sekitar bacaan lima puluh ayat.” *HR al-Bukhari: 1921 dan Muslim: 1097*


2. Menyegerakan berbuka

Bila matahari telah terbenam atau adzan maghrib telah dikumandangkan, segeralah berbuka karena itu merupakan sunnah Nabi kita yang mulia Shalallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda: “Manusia senantiasa berada di dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” *HR al-Bukhari: 1957 dan Muslim: 1098*


Inilah sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang banyak dilalaikan manusia. Padahal, jika umat Islam seluruhnya menyegerakan berbuka, sungguh mereka telah berpegang dengan sunnah Rasul dan jalannya salafush shalih; mereka tidak akan tersesat dengan izin Allah- selama berpegang dengan hal itu. *Shifat Shaum an-Nabi, Salim al-Hilali dan Ali Hasan, hlm. 63.*


3. Berbuka dengan kurma dan berdo’a

Adalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengutamakan berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma maka beliau berbuka dengan minum air. Berdasarkan hadits: “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berbuka puasa dengan kurma basah sebelum shalat. Apabila tidak ada kurma basah maka beliau berbuka dengan kurma kering. Apabila tidak ada kurma kering maka beliau berbuka dengan air.” *HR Abu Dawud: 2356, at-Tirmidzi: 696, Ahmad 3/163, Ibnu Khuzaimah 3/227, al-Hakim 1/432, dihasankan oleh al-Albani di dalam al-Irwa‘ no. 922.*


Do’a yang paling utama adalah do’a yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Adalah beliau ketika berbuka puasa membaca do’a: *Pada tanggal 27 Ramadhan 1425 H, kami bertemu dengan al-Allamah al-Muhaddits asy-Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad—semoga Allah menjaganya--menjelang shalat Tarawih di Masjid Nabawi. Kami bertanya kepada beliau tentang waktu do’a berbuka puasa di atas, apakah ketika akan berbuka atau ketika sedang berbuka?! Beliau menjawab dengan singkat, “Kedua-duanya boleh, adapun setelah selesai berbuka maka bukanlah waktunya.”* “Telang hilang rasa dahaga, telah basah kerongkongan, dan mendapat pahala insya Allah.” *HR Abu Dawud: 2357, an-Nasa‘i di dalam Amal Yaum wal Lailah no. 299, Ibnu Sunni: 480, al-Hakim 1/422, al-Baihaqi 4/239. Dihasankan oleh ad-Daraquthni di dalam Sunan-nya no. 240. Disetujui oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam at-Talkhis 2/802, al-Albani dalam al-Irwa‘ no. 920*




Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Comentarios


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page