top of page

FIQIH PRAKTIS PUASA RAMADHAN (2)


Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Abu Abdillah Syahrul Fatwa

Dipublish: Moeslim Book Central



Hikmah dan manfaat puasa

Semua syari’at Islam menyimpan hikmah-hikmah yang sangat indah. Adapun hikmah dan manfaat puasa ialah sebagai berikut:


1. Melatih jiwa untuk taat kepada Allah

Jiwa seorang muslim harus dilatih dan dibiasakan untuk mengerjakan ketaatan karena jiwa bersifat seperti anak kecil yang perlu dilatih. Salah satu bentuk pelatihan agar jiwa terbiasa dalam mengerjakan ketaatan adalah dengan puasa. *Al-Fawa‘id at-Tarbawiyyah fi Shaum, Ibrahim ibn Abdullah asSamari, hlm. 151.* Sebab, di dalam puasa, seseorang akan meninggalkan sebagian kenikmatan yang asalnya halal: menahan makan, minum, berkumpul dengan istri, yang semuanya ini ditinggalkan demi mencari ridha dan pahala Allah.


2. Menumbuhkan sifat sabar

Al-Imam Ibnu Rajab berkata, “Sabar itu ada tiga macam: sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar di dalam meninggalkan larangan Allah, dan sabar di dalam menerima takdir Allah yang menyakitkan. Semua jenis sabar ini terkumpul di dalam ibadah puasa. Sebab, di dalam puasa, terdapat sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar di dalam meninggalkan apa yang Allah haramkan dari kelezatan syahwat, dan sabar untuk menerima apa yang dia alami berupa rasa sakit dengan kelaparan dan haus, lemasnya badan dan jiwa.” *Latha‘if al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hlm. 284.*


3. Mensyukuri nikmat Allah

Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan kepada semua hamba akan besarnya nikmat Allah. Sebab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum, ketika dia merasa lapar dan haus; ketika dia kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau hilang dahaganya ketika sebelumnya kehausan; maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku, jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih meningkatkan rasa syukur kepada Allah. *Asy-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, hlm. 28.*


4. Solidaritas antar sesama

Inilah hikmah dari sisi kemasyarakatan. Sesungguhnya merasakan lapar dan haus demi menjalankan perintah agama, akan memunculkan solidaritas dan perasaan ‘senasib sepenanggungan’ dengan orang-orang miskin yang kesehariannya sering merasakan kelaparan dan kehausan. Dengan begitu, akan tumbuhlah sifat peka dan peduli terhadap saudaranya yang kurang mampu. Al-Imam Ibnul Qayyim berkata, “Puasa akan mengingatkan tentang keberadaan orang-orang yang kelaparan dari kalangan orang-orang miskin.” *Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 2/27.*


Ibnu Humam berkata, “Sesungguhnya tatkala orang yang puasa itu merasakan sakitnya rasa lapar pada sebagian waktu, maka hal itu akan mengingatkannya pada seluruh keadaan dan waktu yang akan membawanya bersegera untuk peduli kepada orang yang kurang mampu.” *Fathul Qadir, Ibnu Humam, 2/42.*


5. Sebab meraih derajat taqwa

Puasa merupakan sebab untuk meraih derajat taqwa. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS al-Baqarah [2]: 183)


Sebab, sesungguhnya orang yang puasa itu diperintah supaya mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Dengan demikian, bila orang yang sedang puasa terbetik di dalam hatinya untuk mengerjakan maksiat, dia akan menahan dan meninggalkannya.


6. Sehat dengan puasa

Telah diakui di dalam dunia kedokteran bahwa puasa dapat menyehatkan tubuh manusia dan menyembuhkan dari berbagai penyakit ganas. *Ash-Shaum fi Dhau‘il Kitab was Sunnah, Umar Sulaiman al-Asyqar, hlm. 10* Dengan sedikit makan, anggota pencernaan dapat istirahat, cairan-cairan dan kotoran yang membahayakan dapat keluar dan hilang. Semua ini adalah hikmah dan keutamaan dari Allah. Tidak ada satu pun perintah Allah kecuali di dalamnya terdapat kebaikan bagi para hamba-Nya. *Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah 28/8* Inilah sebagian hikmah yang dapat kita ketahui. Mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah lainnya yang belum kita ketahui. *Latha‘if al-Ma’arif, Ibnu Rajab, hlm. 290–291; ar-Riyadh an-Nadhirah, Abdurrahman as-Sa’di, hlm. 22–24; ash-Shiyam fil Islam, Dr. Sa’id ibn Ali al-Qahthani, 27–30.*


Akan tetapi, perlu diketahui bahwa manfaat puasa ini tidak akan tercapai kecuali bagi orang yang berpuasa secara sempurna dari segala yang diharamkan Allah. Puasa dari makan, minum, berhubungan intim dengan istri, puasa dari mendengar yang haram, melihat yang haram, ucapan yang haram, dan usaha yang haram. Dia senantiasa menjaga waktunya dan selalu memanfaatkan kesempatan bulan puasa dengan ketaatan kepada Rabb-nya. Maka orang semacam inilah yang dapat meraih manfaat dari ibadah puasanya. *Minhatul ’Allam, Abdullah ibn Shalih al-Fauzan, hlm. 6*




Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء






Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Comments


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page