JANGAN GEGABAH MEMVONIS KAFIR (BAGIAN : 2)
- Muhammad Basyaib
- 8 Feb 2021
- 5 menit membaca
Diperbarui: 17 Feb 2021

Disusun : Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
Dipublish : Moeslim Book Central
BAB KE-2 ~ SEJARAH PEMIKIRAN TAKFIR
Sejarah pemikiran ini kembali kepada suatu kelompok bernama Khawarij yang cikal bakalnya sudah ada sejak zaman Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam , sebagaimana dalam hadits-hadits yang banyak sekali *Sebagian ulama menilai bahwa hadits-hadits mengenai khawarij mencapai derajat mutawatir. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Telah shahih hadits tentang khawarij dari sepuluh jalan dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dan Bukhari sebagiannya.” (Lihat Majmu’ Fatawa 3/279) Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Telah mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah tentang ciri-ciri khawarij, kejelekan mereka serta anjuran memerangi mereka.” (Mukhtashar Sirah Rasul hlm. 498) Demikian pula ditegaskan oleh Syaikh Abu Usamah Salim alHilali b dalam Basyair Dzawi Syarf bi Syarhi Marwiyyat Salaf hlm. 73 dan beliau menginformasikan bahwa dirinya telah membahas dalam sebuah risalah khusus. *, di antaranya adalah: Dari Abu Sa’id al-Khudri berkata: “Tatkala kami berada di sekitar Rasulullah yang waktu itu tengah membagi suatu pembagian, tibatiba datanglah Dzul Huwaishirah, seorang lakilaki dari Tamim, seraya berkata: ‘Wahai Rasulullah, berbuatlah adil!’ Rasulullah menjawab: ‘Celaka kamu, siapa yang akan berbuat adil bila saya tidak berbuat adil?! Sungguh merugi diriku bila aku tidak berbuat adil’ … Rasulullah lalu bersabda: ‘Akan muncul dari sumber orang ini suatu kaum yang membaca alQur’an, tetapi tak sampai pada tenggorokan mereka, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah patung, mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya. Seandainya aku menjumpai mereka, sungguh akan aku bunuh mereka seperti kaum Ad.’” *HR. Bukhari: 6933 dan Muslim: 1064–1066*
Pemikiran takfir tanpa dalil muncul pada sejarah umat ini pada waktu yang cukup dini, yaitu dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Khawarij kepada khalifah Ali bin Abi Thalib Rhadiallahu 'anhu pada tahun 37 H pasca keputusan dua hakim pada perang Shiffin, mereka mengingkari Ali, mengkafirkan beliau dan dua hakim serta orang-orang yang setuju dengan keputusan tersebut. *Al-Farqu Bainal Firaq hlm. 74–76 dan Majmu’ Fatawa 13/208.*
Imam Ibnu Katsir Rhahimahullah mengatakan: “Tatkala Ali Rhadiallahu 'anhu mengutus Abu Musa Rhadiallahu 'anhu dan beberapa pasukan bersamanya ke Daumatul Jandal, maka Khawarij semakin menjadi-jadi dan mereka sangat mengingkari Ali bahkan mereka terang-terangan mengkafirkan beliau.” *Al-Bidayah wa Nihayah 10/577 *
Oleh karena itu, para ulama menyebutkan bahwa mengkafirkan pelaku dosa besar adalah bid’ah yang pertama kali muncul pada umat ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Oleh karenanya, harus hati-hati dari pengkafiran kaum muslimin karena dosa, sebab hal itu adalah bid’ah yang pertama kali muncul dalam Islam, sehingga mereka mengkafirkan kaum muslimin dan menghalalkan darah dan harta mereka.” *Majmu’ Fatawa 13/31 *
Pemikiran Khawarij ini pun akhirnya menular kepada kelompok-kelompok lainnya seperti Rafidhah, Qadariyyah, Jahmiyyah, dan lain-lain dari kelompokkelompok tersesat sehingga menjadi tanda yang menonjol bagi kebanyakan kelompok bid’ah.
Al-Baghdadi Rhahimahullah berkata: “Tidak ada suatu kelompok pun dari kelompok-kelompok sesat kecuali mereka saling mengkafirkan antara sebagian dengan sebagian lainnya seperti Khawarij, Rafidhah, Qadariyyah, sehingga pernah tujuh kelompok tersebut berkumpul dalam satu majelis lalu mereka bubar dengan hasil mengkafirkan sebagian dengan sebagian lainnya.” *Al-Farqu Bainal Firaq hlm. 361*
Syaikh Sulaiman bin Sahman Rhahimahullah berkata: Gegabah dalam mengkafirkan, membid’ahkan memfasikkan tanpa merujuk kepada keterangan para ulama hanyalah dilakukan oleh ahli bid’ah yang tidak memahami perincian masalah besar ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rhahimahullah mengatakan: “Termasuk ciri khas ahli bid’ah adalah saling mengkafirkan sebagian mereka dengan sebagian lainnya. Dan termasuk ciri kebaikan ahli ilmu adalah menyalahkan tapi tidak mengkafirkan.” *Minhaj Sunnah 5/251* Apabila engkau memahami hal ini dan menjadikannya di depan matamu maka niscaya engkau akan berhati-hati dari tindakan gegabah dan tidak terjerumus dalam lubang ini. (Lihat Irsyad Thalib ila Ahammil Mathalib hlm. 8–9 dan Minhaj Ahli Haq wal Ittiba’ hlm. 11)
Pemikiran takfir tanpa dalil ini termasuk bid’ah yang paling berbahaya bagi umat karena berdampak menghalalkan darah, harta, dan kehormatan umat dengan alasan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah dan mengharapkan pahala di sisi Allah.
Pemikiran ini juga masih berkembang hingga sekarang di tengah-tengah umat, khususnya para pemuda dan para aktivis yang terpengaruh dengan pemikiranpemikiran Khawarij sehingga menyebarlah di tengahtengah mereka pemahaman tentang kafirnya pemimpin dan para pejabatnya, bahkan mereka sampai berani mengkafirkan para ulama kaum muslimin!! Lebih parah lagi, di antara mereka ada yang berani mengkafirkan semua masyarakat Islam di belahan bumi ini tanpa terkecuali!! *Dinukil dari at-Takfir wa Dhawabithuhu hlm. 4–6 oleh Dr. Ibrahim bin Amir ar-Ruhaili.* Hal ini sesuai dengan hadits: Dari Ibnu Umar Rhadiallahu 'anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Akan muncul suatu kelompok yang membaca al-Qur’an tetapi tak sampai pada tenggorokan mereka. Setiap kali muncul, mereka dibasmi habis sehingga keluar pada pasukan mereka Dajjal.’” *Hasan. Diriwayatkan Ibnu Majah No. 174 dan dihasankan alAlbani dalam ash-Shahihah No. 2455.*
Hadits di atas sangat gamblang menjelaskan bahwa kelompok khawarij akan terus muncul pada setiap masa hingga akhir zaman. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rhahimahullah berkata: “Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan dalam banyak hadits bahwa mereka akan tetap muncul hingga zamannya Dajjal. Kaum muslimin telah bersepakat bahwa khawarij bukan terbatas hanya pada pasukan tersebut saja.” *Majmu’ Fatawa 28/496 * Syaikh al-Albani Rhahimahullah membuat suatu bab untuk hadits ini dengan ucapan beliau: “Terus Menerusnya Kemunculan Khawarij”. *Silsilah Ahadits ash-Shahihah 5/582 No. 2455*
Demikianlah sunnatullah pada kelompok khawarij dan yang meniti jalan mereka, yaitu bermunculan kemudian ditepis, baik oleh ilmu dan hujjah para ulama, atau dengan ancaman para penguasa, atau dengan kedua-duanya. *Al-Iraq fi Ahadits wa Atsaril Fitan 1/62–63 dan at-Tahdzibul Hasan hlm. 28–29 oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman*
Ini adalah suatu bukti konkret bagi kita bahwa sekalipun nama khawarij seakan sudah terbang dari permukaan, tetapi mereka tetap tampil dengan nama dan topeng baru yang menipu. Maka sungguh salah sebagian kalangan yang menganggap bahwa sejarah Khawarij telah berakhir dan mereka sudah tiada lagi pada zaman sekarang. *Lihat secara luas dan terperinci sejarah dan pemikiran kelompok Khawarij dahulu dan sekarang dalam kitab al-Khawarij Awwalul Firaq fi Tarikh Islam oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim al-Aql.*
Ingatlah bahwa perubahan nama tidaklah dapat merubah hakikat yang ada, syirik tetap disebut syirik walaupun namanya dirubah menjadi tawassul, tabarruk atau mencari syafa’at, khamr tetap saja khamr sekalipun diganti namanya dengan Wiski, Brendi, atau Narkoba. Demikian pula khawarij tetap saja khawarij walau ganti penampilan dan baju baru. Dan suatu hal yang telah disepakati oleh semua ahli ilmu bahwa “Perubahan nama tidaklah mengubah hakikat hukum”. *Lihat I’lamul Muwaqqi’in 4/532 karya Imam Ibnul Qayyim, Tahqiq Masyhur bin Hasan.*
Kesimpulannya, pemikiran takfir adalah dicetuskan pertama kali oleh kaum Khawarij yang diingkari secara keras oleh para sahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam . Oleh karena pemikiran takfir adalah syi’ar pengekor hawa nafsu maka kewajiban bagi kita untuk menempuh jalan generasi terbaik setelah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. *Lihat al-Wafi fi Ikhtishari Syarh Aqidah Thahawi hlm. 136 oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh.*
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRALجَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء




Komentar