PANDUAN LENGKAP PUASA RAMADHAN Menurut al-Qur’an dan Sunnah (25)
- Muhammad Basyaib
- 7 Apr 2021
- 3 menit membaca
Penulis: Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman,
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
Dipublish: Moeslim Book Central
C. Kapankah Waktu Lailatul Qadr itu?
Lailatul Qadr jatuh pada setiap bulan Ramadhan, karena Allah menurunkan al-Qur'an pada malam itu, sedangkan turunnya al-Qur'an adalah di bulan Ramadhan. *Lihat pula al-Ahdats al-Izham Bima Waqa’a fi Syahri Ramadhan hlm. 11 Abu Khalid Walid bin Abdillah al-Ma’tuq.* Allah berfirman: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan. (QS. al-Qadr [97]: 1)
Dan Allah berfirman: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). (QS. al-Baqarah [2]: 185)
Utamanya adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits Aisyah Radiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” *HR. Bukhari No. 2020, Muslim No. 1169*
Utamanya lagi pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadr di malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” *HR. Bukhari No. 2017, Muslim No. 1169*
Yang paling ditekankan lagi adalah malam dua puluh tujuh, berdasarkan hadits Ubay bin Ka’ab Radiallahu 'anhu, dia berkata: “Sungguh saya tahu malam apakah Lailatul Qadr itu yaitu malam yang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami menghidupkannya, yaitu malam dua puluh tujuh.” *HR. Muslim No. 762*
Akan tetapi, tidak boleh menentukan Lailatul Qadr dengan satu malam tertentu untuk setiap tahun karena Lailatul Qadr itu berganti-ganti setiap tahunnya sesuai dengan kehendak Allah, dan sesuai dengan konteks haditsnya. *Syarhu ash-Shadr Bi Dzikri Lailah al-Qadr hlm. 48 al-Iraqi, Fathul Bari 4/265*
Abu Qilabah berkata: “Lailatul Qadr itu berganti-ganti pada sepuluh terakhir malam-malam ganjil.” *HR. Abdurrazzaq 4/252, Ibnu Abi Syaibah 3/76*
Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata: “Saya menguatkan bahwa Lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir dan berganti-ganti. Para ulama mengatakan: ‘Hikmah tersembunyinya kepastian waktu Lailatul Qadr itu agar manusia bersungguh-sungguh untuk mencarinya. Seandainya kepastian malamnya diberitahukan, maka manusia hanya akan bersungguh-sungguh di malam itu saja (sedangkan malam lainnya tidak).’” *Fathul Bari 4/266*
D. Tanda-Tanda Lailatul Qadr
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan tanda-tanda malam lailatul qadr agar seorang muslim mengetahuinya. Di antaranya dijelaskan dalam hadits Ubay bin Ka’ab Radiallahu 'anhu: “Pagi harinya malam Lailatul Qadr, matahari terbit putih, tidak menyilaukan.” *HR. Muslim: 762*
Dan dijelaskan dalam hadits Ibnu Abbas Radiallahu 'anhu tanda lainnya sebagai berikut: “Lailatul Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin. Keesokan harinya cahaya mataharinya melemah kemerah-merahan.” *Hasan. HR. ath-Thayalisi No. 349, Ibnu Khuzaimah 3/331, al-Bazzar 1/486*
Maka hendaknya seorang muslim dan muslimah bersemangat dan berlomba-lomba menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan memperbanyak amal ibadah dan ketaatan seperti shalat, membaca al-Qur'an, sedekah, dan sebagainya. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang shalat pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan harapan (untuk meraih) pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” *HR. Bukhari No. 2014, Muslim No. 760 *
Perbanyaklah membaca do’a pada malam yang mulia ini dengan do’a yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam kepada Aisyah Radiallahu 'anha tatkala dia berkata:
“Wahai Rasulullah, bila aku mendapati Lailatul Qadr, apakah yang saya ucapkan?” Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ucapkanlah: ‘Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampun, maka ampunilah aku.’” *HR. Tirmidzi No. 3513, Ibnu Majah No. 3850; dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykah No. 2091.*
Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :
MOESLIM BOOK CENTRALجَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

Komentar