top of page

5 MASALAH PENTING SEPUTAR SHALAT (6)

Diperbarui: 9 Mar 2021


ree

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Dipublish: Moeslim Book Central



MERAPIKAN SHAF SHALAT URGENSI PEMBAHASAN


Banyak alasan yang mendorong penulis untuk mengupas tema ini, di antaranya:

1. Terabaikannya Syari’at yang Mulia Ini

Tidak sedikit masyarakat kita sekarang yang melalaikan syari’at dan sunnah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang mulia ini, bahkan di antara mereka mengingkari orang yang menghidupkan dan menegakkannya. Al Allamah Shiddiq Hasan Khan Rahimahullah mengatakan, “Sunnah yang shahih dan jelas ini pada zaman sekarang, bahkan semenjak masa yang lalu telah terabaikan, seakan seperti syari’at yang telah terhapus, sehingga hampir tak dijumpai dalam shalat atau masjid …. Inna lillahi wainna i laihi raji’un.” *As-Siraj Al-Wahhaj 2/292*


Ya, demikianlah memang fakta nyata mayoritas masyarakat kita, mereka tidak menghiraukan sunnah *Maksud sunnah di sini adalah jalan ajaran yang ditempuh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, bukan istilah yang populer dalam Fiqh, “kalau dilakukan berpahala, bila ditinggalkan berdosa.” Perhatikanlah!* ini. Dada mereka sesak, bahkan di antara mereka menilainya sebagai masalah parsial/ cabang *Pembagian agama menjadi inti dan cabang adalah pembagian bid’ah yang tidak dikenal dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan para ulama salafush shalih yang merupakan kunci kebenaran. (Lihat Tabshir Ulil Albab bi Bid’ah Taqsim Din ila Qasyr wa Lubab hal. 6 oleh Muhammad bin Ahmad Ismail* yang sangat naif kalau kaum muslimin dibuat sibuk dengan masalah remeh seperti itu, padahal mereka kini menghadapi serangan musuh barat dan timur !! Sehingga dalam benak mereka, pembahasan seperti ini hanyalah menyia-nyiakan waktu dan menimbulkan perpecahan di tubuh kaum muslimin. Laa haula walaa quwwata illa billah. *Taswiyatush Shufuf, Husain Al Awaisyah, hal. 5-6*


2. Salah Penerapan

Kurangnya perhatian sebagian imam masjid dalam memberikan pengarahan untuk menerapkan sunnah yang mulia ini. Mereka hanya sekedar mengucapkan, “Rapat dan luruskan shaf!” sambil menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa memandang shaf secara seksama dan merapikannya. Anehnya, mereka menyangka bahwa mereka telah menegakkan sunnah!! *Al-Qaulul Mubin fi Akhtha’il Mushallin, Syaikhuna Masyhur Hasan Salman, hal. 214*


3. Membendung Kekeliruan

Apabila kesalahan di atas tidak diingatkan dan diluruskan, akan dianggap sebagai suatu kebenaran yang ditiru oleh anak-anak kita dan orang-orang awam serta generasi mendatang. Oleh karena itu kita harus berusaha membendungnya sekuat tenaga dan secepatnya.


SHAF SHALAT MERUPAKAN KEISTIMEWAAN UMAT ISLAM

Al-Hafidz Ibnu Rajab *Jangan keliru dengan “Ibnu Hajar”! Karena nama kitabnya sama.* Rahimahullah dalam Fathul Bari 4/250-251 mengatakan, “Ketahuilah bahwa shaf dalam shalat merupakan kekhususan yang Allah Azza wa jalla anugerahkan kepada umat ini, karena dengan demikian mereka menyerupai shaf para malaikat di langit, sebagaimana Allah Azza wa jalla khabarkan ucapan mereka, “Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf.” (QS. AshShoffat: 165)


Dan Allah Azza wa jalla juga bersumpah dengan rombongan yang bershafshaf yaitu para malaikat. Dalam Shahih Muslim (522) dari Hudzaifah Radiallahu 'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kita diutamakan dari umat lainnya dengan tiga perkara: Shaf kita dijadikan seperti shaf para malaikat…..” *HR. Muslim 811*


Dalam Shahih Muslim (430), Dari Jabir bin Samurah Radiallahu 'anhu berkata, “Suatu kali Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar kepada kami seraya berkata, ‘Apakah kalian tidak ingin bershaf seperti shafnya para malaikat di sisi Rabb mereka?’ Kami berkata, ‘Ya, Rasulullah. Lantas bagaimana sifat shafnya para malaikat di sisi Rabb mereka?’ Beliau besabda, ‘Mereka menyempurnakan shaf yang pertama dan rapat dalam shaf.’” *HR. Muslim*


Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Nadhrah, dia berkata, “Adalah Umar *Dalam Fathul Bari cet. Ibnul Jauzi tertulis “Ibnu Umar” tetapi yang benar adalah “Umar” sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Abi Hatim 10/3233 dan Tafsir Ibnu Katsir 7/44. Wallahu a’lam.* Radiallahu 'anhu apabila telah dikumandangkan iqamat, maka beliau menghadap manusia seraya berkata, ‘Rapat dan luruskan shaf-shaf kalian! Sesungguhnya Allah menginginkan agar kalian meniru sifat shafnya para malaikat,’ sambil membaca ayat, ‘Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf.’ ‘Mundurlah wahai Fulan, dan majulah wahai Fulan.’ Kemudian beliau maju ke depan dan bertakbir.”


PERINTAH MERAPIKAN SHAF

Banyak hadits shahih yang menunjukkan secara jelas perintah menegakkan sunnah ini, berikut kami nukilkan sebagiannya: “Dari Anas Radiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Rapikan (rapat dan lurus) shaf kalian, sesungguhnya rapinya shaf termasuk bagian menegakkan shalat.” *HR. Al-Bukhari 723*


“Dari Anas Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Rapatkanlah shaf kalian, mendekatlah antara sesama dan sejajarkanlah bahubahu. Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. sesungguhnya saya melihat setan masuk dari sela-sela shaf seperti kambing hitam kecil.” *HR. Abu Dawud 667; Nasa’i 2/92; Ahmad 3/260, 283; Ibnu Hibban 2166; Ibnu Khuzaimah 1545 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 3/245*


“Dari Anas Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Rapikanlah shaf kalian dan rapatkanlah, sesungguhnya saya melihat kalian dari belakang pundakku.” *HR. Al-Bukhari 719 dan Muslim 434*


“Dari Ibnu Umar Radiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Rapikanlah shaf, sejajarkan antara bahu, penuhi yang masih kosong (longgar), bersikap lunaklah terhadap saudara kalian dan janganlah kalian biarkan kelonggaran untuk setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan shaf, maka Allah akan memutusnya.” *HR. Abu Dawud 666 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 3/243 *


"Dari Abu Mas’ud Radiallahu 'anhu, ia berkata: “Dahulu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam (memegang pundak-pundak kami sebelum shalat, dan beliau bersabda): ‘Rapikanlah shaf dan janganlah berselisih, karena itu akan menyebabkan perselisihan hati kalian.” *HR. Muslim 432*


“Dari Abu Hurairah Radiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Baguskanlah shaf kalian dalam shalat.” *HR. Ahmad 2/285 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib: 499 *


Dari beberapa hadits di atas, dapat kita pahami tentang pentingnya masalah ini. Bagaimana tidak, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah menekankan dengan beberapa lafadz yang bermacam-macam: Akankah seorang muslim yang mengetahui perintah di atas, lalu dia menyepelekannya?! Bukankah dia menyadari bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sangat menekankan dan menganjurkannya?! Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala melapangkan hati kita untuk memahami dan mengamalkan syari’at-Nya.


Tak hanya sampai disitu, bahkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengancam keras bagi orang-orang yang tidak merapikan shaf mereka, beliau shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian mau merapikan shaf kalian atau kalau tidak maka Allah akan menjadikan perselisihan di antara kalian.” *HR. Al-Bukhari 717 dan Muslim 436*


Imam Ash-Shon’ani Rahimahullah berkata dalam Subulus Salam 3/84 setelah menyebutkan beberapa hadits masalah ini. “Hadits-hadits di atas dan ancaman yang terkandung di dalamnya menunjukkan wajibnya merapikan shaf, tetapi sayangnya masalah ini banyak diremehkan orang….”


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah berkata, “Hadits ini adalah khabar yang mengandung ancaman. Tidak diragukan lagi, ini merupakan ancaman bagi mereka yang tidak merapikan shaf. Oleh karena itu, sebagian ahli ilmu berpendapat wajibnya merapikan shaf. *Di antaranya Imam Al-Bukhari sebagaimana dijelaskan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 2/246, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla 4/52, Asy-Syaukani dalam Nailul Authar 4/66, Ash-Shan’ani dalam Subulus Salam 3/84, Shiddiq Hasan Khan dalam Fathul Alam 2/352, Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi 2/17, Ahmad Syakir dalam Ta’liq Al-Muhalla 4/55, Lajnah Da’imah yang diketuai oleh Syaikh Ibnu Baz dalam Fatawa Lajnah Da’imah 2/17, Al-Albani dalam Ash-Shahihah 1/72, Ibnu Utsaimin dalam Syarh Mumti’ 3/10, dll.* Mereka berdalil dengan perintah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dan ancaman bagi pelanggarnya. Sedangkan suatu perkara apabila datang perintah serta ancaman bagi pelanggarnya, tidak mungkin hukumnya hanya sunnah saja (tidak wajib).” *Syarh Mumti’ 3/10*


Oleh karenanya, pendapat yang kuat dalam masalah ini ialah wajibnya merapikan shaf dan apabila suatu jama’ah shalat tidak merapikan shaf mereka, maka mereka berdosa. Dan inilah zhahir ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah. *Lihat Majmu’ Fatawa 23/394, Al-Ikhtiyarat hal. 50, Al-Inshaf 2/39.*


Walhasil, pendapat yang mengatakan wajib sangat kuat. Itulah yang (terasa) tentram dalam hati kami dengan tetap menghormati dan berlapang hati terhadap pendapat para ulama lainnya yang mengatakan sunnah. *Dan itu merupakan madzhab jumhur ulama, termasuk imam empat madzhab, sebagaimana dinukil oleh Al-Iraqi dalam Tharhu Tatsrib 2/325, semoga Allah merahmati mereka.* Wallahu a’lam.



Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء



Postingan Terakhir

Lihat Semua
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (8)

Jihad Melawan Perdukunan Merupakan tugas bagi setiap kita semua untuk bersama-sama berjuang membasmi segala praktek perdukunan, sihir dan...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (7)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central Hukum Mendatangi Dukun Sungguh sangat disayangkan,...

 
 
 
JIHAD MELAWAN PERDUKUNAN (6)

Penulis: Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi Dipublish: Moeslim Book Central 4. Keempat: Menjadi musuh dan selalu dicurigai...

 
 
 

Komentar


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page