top of page

JAZIRAH ARAB SEBELUM ISLAM

Diperbarui: 20 Jan 2021



Oleh : Abu Hafshoh as-Salafi

Disalin dari Majalah Al-Furqon Th.VI Ed 7 1428H_2007M

Dipublish : Moeslim Book Central


MUQODDIMAH

Sebelum kita masuk pada pembahasan tentang kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih dahulu kita mengenal kehidupan bangsa Arab (masyarakat jahiliah) di saat-saat Alloh akan menyelamatkan mereka dari kegelapan jahiliah menuju cahaya Islam lewat nabi yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Karena seorang muslim yang istiqomah di atas kebenaran, apabila ia mengetahui keburukan maka ia akan menambah keimanannya dan semakin bersemangat menuntut ilmu, beramal sholih, dan berdakwah, serta semakin bersyukur kepada Alloh atas taufiq yang diberikan kepadanya. Ia senantiasa takut dan selalu menjaga diri agar keburukan itu tidak sampai menimpa dirinya, sebagaimana atsar yang masyhur dari sahabat mulia Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, adapun aku menanyakan tentang kejelekan karena aku khawatir kejelekan itu menimpaku." (HR. Bukhari dan Muslim)


MAKKAH KOTA ISMA'IL DAN IBUNYA

Makkah adalah tempat yang paling mulia di permukaan bumi, tanah haram, tempat dibangunnya rumah Allah pertama kali di bumi (Ka'bah). Yang mula-mula menghuni Makkah adalah Hajar bersama anaknya, Isma'il ‘alaihissalam nenek nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Hajar adalah wanita mu'minah, shalihah, dan teladan dalam tawakkal yang paling sempurna kepada Allah. Ia ditinggal seorang diri oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam atas perintah Allah di tempat yang pada saat itu tidak ada manusia di sekitarnya, tidak ada tanda-tanda kehidupan, tiada kebun, tiada air, dan tiada perbekalan yang cukup kecuali bekal taqwa; dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.... (QS. Ibrahim [14]: 37)


Hajar, nenek nabi kita, telah membuat sejarah yang harus ditulis dengan tinta emas. Ia rela berkorban untuk keridhoan madunya, Saroh,yang terbakar oleh api cemburu lantaran melihat Hajar melahirkan anak sedangkan dirinya mandul. Maka untuk menjaga perasaannya ini Hajar memilih untuk hijrah dari Palestina ke Makkah. Hajar telah mewariskan sejarah, khususnya dalam hal tawak-kal kepada Allah yang tidak ada duanya. Seorang diri ia di padang pasir tanpa perbekalan. Dan tidak cukup hanya itu, bahkan ia merawat seorang bayi. Seandainya kenyataan atau pengalaman seperti itu menimpa kebanyakan wanita zaman sekarang, kemungkinan besar mereka akan bunuh diri (na'udzubillah min dzalik) atau -paling tidak- akan mengalami stres.


Hajar adalah seorang wanita yang telah mengalahkan dan mengungguli kebanyakan kaum laki-laki, terlebih lagi kaum wanita. la tidak mengeluh karena ditinggal suami (Nabi Ibrahim ‘alaihissalam), tidak gelisah karena kesepian tanpa siapapun, tidak sempit dada karena habisnya perbekalan, sebab iman memenuhi dadanya. la yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Iman dan tawakkalnya mendorongnya untuk berusaha karena ia mengetahui bahwa pertolongan Allah tidak datang begitu saja tanpa sebab dari hamba. Maka mulailah ia mencari penghidupan dengan mendaki bukit Shofa untuk melihat barangkali ada manusia yang dapat memberikan pertolongan atau ada sumber kehidupan di sana. Lalu ia berlari ke bukit Marwah dengan tujuan yang sama, karena makan dan minum untuk bayi dan dirinya telah habis. Dia melakukan itu hingga tujuh kali dan datanglah pertolongan Allah dengan mengalirnya air Zamzam. Seandainya kita yang mengalami seperti itu, mungkin hanya sekali atau dua kali dan putus asa, bahkan kemungkinan besar akan jatuh pingsan tak sadarkan diri.


Ini buah ketaqwaan dari seorang wanita sholihah. Firman Allah:

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya...(QS. ath-Tholaq[65]: 2-3)


Ini adalah buah yang dipetik di dunia. Adapun di akhirat tentu lebih baik dan abadi. Selain Zam-zam sebagai bahan makanan dan minuman khususnya jama'ah haji, Allah juga mengabadikan apa yang dilakukan oleh Hajar sebagai bagian dari manasik haji yaitu sa'i antara Shafa dan Marwah.


Dengan keluarnya sumur Zam-zam maka mulailah ada kehidupan di Makkah. Bangsa Arab dari kabilah Jurhum dari Yaman dalam perjalanan dagang ke Syam melewati Makkah. Di sana mereka melihat burung-burung berkerumun pertanda ada air. Maka mereka mendatangi tempat itu dan mereka mendapati seorang wanita bersama anaknya dekat air Zam-zam. Mereka pun meminta izin untuk tinggal bersamanya dengan syarat mereka hanya berhak menggunakan air tanpa hak kepemilikan sumur. Makkah semakin ramai dengan penghuni dari kabilah Jurhum. Dan Isma'il ‘alaihissalam pun tumbuh besar hingga akhirnya beliau menikah dengan seorang wanita dari mereka.


Oleh karena Isma'il dan Ibrahim 'alaihimassalam bukan dari bangsa Arab, maka jadilah Isma'il seorang Arab Musta'ribah (orang asing yang menjadi orang Arab) lantaran tumbuh besar dan menikah di kalangan Arab dan berbahasa Arab.


Ibrahim ‘alaihissalam datang ke Makkah untuk mengunjungi anaknya, Isma'il ‘alaihissalam, beliau mendapatinya dalam usia muda dan Ibrahim ‘alaihissalam menyampaikan mimpinya bahwa Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Firman Allah:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. ash-Shoffat [37]: 102)


Dan tatkala keduanya mengamalkan perintah ini:

Tatkala keduanya telah berserah dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (QS. ash-Shoffat [37]: 103)


Allah ‘Azza wa Jalla menggantinya dengan korban hewan ternak. Firman-Nya:

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. ash-Shoffat [37]: 107)


Ini adalah contoh yang lain dari buah ketaqwaan dari seorang hamba yang shalih nabi yang mulia, termasuk juga bagian dari manasik haji dan sekaligus ibadah mulia bagi seluruh kaum muslim setiap 'Idul Adhha.


Setelah itu, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kembali lagi ke Palestina dan beberapa lama kemudian datang lagi ke Makkah. Beliau ‘alaihissalam hanya menemui istri Isma'il ‘alaihissalam dan ketika itu Hajar telah meninggal dunia. Ibrahim ‘alaihissalam, sang bapak, menanyakan keadaan Isma'il beserta istrinya. Maka si istri mengeluhkan tentang keadaan mereka. Ibrahim ‘alaihissalam lantas berpesan untuk disampaikan jika Isma'il pulang agar mengganti tiang pintu rumahnya. Ibrahim ‘alaihissalam mempunyai firasat bahwa istri tersebut tidak baik.


Ketika Isma'il ‘alaihissalam pulang, istrinya menyampaikan pesan itu dan Isma'il paham maksud bapaknya itu agar ia menceraikan istrinya, maka ia pun menceraikan istrinya itu, lantas menikah dengan wanita yang lain.


Kemudian Ibrahim ‘alaihissalam datang lagi ke Makkah, ketika itu Isma'il ‘alaihissalam pun tidak ada. Maka tatkala ia menanyakan keadaan mereka pada istri anaknya, si istri memuji Isma'il dan bersyukur pada Alloh atas nikmat-Nya. Maka Ibrahim berpesan jika Isma'il pulang agar disampaikan padanya untuk mengokohkan tiang pintu rumahnya.


Kemudian Ibrahim ‘alaihissalam pergi lagi, lalu beberapa saat kemudian datang lagi ke Makkah. Di saat itu beliau mendapati anaknya, Isma'il ‘alaihissalam, sedang menyiapkan anak panah dekat Ka'bah. Mereka pun saling menyambut sebagaimana halnya bapak terhadap anak dan anak terhadap bapak. Ketika itu Ibrahim mengajak Isma'il agar membantunya membangun Ka'bah atas perintah Allah. Firman-Nya:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Isma'il (seraya berdo'a): "Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Baqarah [2]: 127)


Ibrahim ‘alaihissalam membangun Ka'bah sedangkan Isma'il ‘alaihissalam mengambilkan batu-batu. Hingga ketika bangunan telah meninggi, Ibrahim berdiri pada sebuah batu yang akhirnya pada batu tersebut membekas kedua tapak kaki beliau sebagai ayat Allah bagi semua makhluk, inilah yang disebut dengan Maqam Ibrahim (tempat berdiri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam).


Nabi Isma'il ‘alaihissalam hidup dan memiliki keturunan di tengah-tengah kabilah Jurhum dan sebagai nabi mereka.


MAKKAH DARI SEGI POLITIK

Jazirah Arab mirip dengan sebuah pulau karena ia terletak antara tiga lautan, yaitu: Laut Merah bagian barat, Teluk Persia bagian timur (sekarang Teluk Arab karena 6 negara Arab berada di sana), dan Samudera India bagian selatan.


Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjelaskan tentang jazirah Arab sekarang ini terdiri atas 12 negara, yaitu: Yaman, Arab Saudi, Oman, Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, sebagian wilayah Iraq, Suriah, Jordania, Lebanon, dan Palestina.


Dahulu, wilayah-wilayah bagian utara jazirah ini dikuasai oleh para raja yang tunduk di bawah kerajaan Romawi. Sedangkan bagian timur dikuasai oleh para raja yang tunduk di bawah kerajaan Persia (sekarang Iran). Dan bagian selatan dikuasai oleh para raja Yaman dari kaum Tubba'. Di antara raja mereka ialah yang membakar orang-orang mu'min dalam parit yang dikisahkan oleh Allah dalam surat al-Buruj, rajanya pada saat itu beragama Yahudi.


Adapun di tengah-tengah jazirah Arab, yaitu: Makkah, Madinah, dan Tha'if (Hijaz) tidak pernah dijajah atau dikuasai oleh Romawi, Persia, maupun kerajaan Yaman. Ini sebagai rahmat dari Allah karena ia merupakan tempat yang mulia, tempat munculnya fajar Islam yang dijaga oleh Allah dari tangan-ta-ngan para penjajah dari manapun.


Sejarah mencatat bahwa Makkah dan sekitarnya dikuasai oleh Isma'il ‘alaihissalam dan terus diwarisi oleh anak cucunya. Hingga akhirnya kabilah Jurhum mengambil alih kekuasaan Makkah dari anak cucu Isma'il ‘alaihissalam, lantas berabad-abad lamanya mereka berkuasa hingga akhirnya mereka menjadi zhalim, maka mereka diperangi dan diusir dari Makkah oleh kabilah Khuza'ah. Inilah sunnatullah bagi setiap orang yang zhalim.


Khuza'ah pun demikian, setelah berabad-abad berkuasa di Makkah mereka menjadi zhalim bahkan lebih parah daripada Jurhum, di mana Amr bin Luhai, pemimpin mereka, mengubah agama Ibrahim ‘alaihissalam yang hanif menjadi agama patung dan berhala. Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shohih Bukhari-Muslim: "Aku melihat Amr bin Luhai menarik ususnya di neraka karena ia yang pertama kali mengubah agama Ibrahim menjadi penyembahan berhala."


Hingga akhirnya Allah menjauhkan kabilah Khuza'ah dari kekuasaan Makkah. Kekuasaan beralih ke tangan Quraisy yang pemimpin pertamanya adalah Qushai, kakek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ke-4. Dengan demikian, Quraisy mengambil kembali kekuasaan Makkah yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, Isma'il ‘alaihissalam.


MAKKAH DARI SEGI SOSIAL

Kehidupan bangsa Arab tanpa wahyu Ilahi berlangsung dalam waktu yang sangat lama, yaitu antara Nabi Isma'il ‘alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karenanya, timbullah kebiasaan/adatistiadat yang sangat buruk, walaupun di sana masih ada kebiasaan-kebiasaan yang baik, tetapi telah tenggelam dalam kejelekan-kejelekan mereka.


Di antara kebiasaan-kebiasaan buruk mereka, ialah: 


~Berjudi, minum khamer, dan saling berlomba dan berbangga-bangga dalam harganya yang mahal. 


~Nikah istibdho, yaitu: istri seseorang suci dari haid lalu mereka mencarikan orang-orang mulia untuk menggaulinya dengan harapan agar ia melahirkan anak yang mewarisi sifat-

sifat kemuliaan dari laki-laki yang menggauli tersebut. 


~Membunuh anak-anak mereka karena takut miskin dan mengubur hidup-hidup anak-anak

perempuan mereka karena malu. 


~Wanita-wanita bertabarruj (berdandan/bersolek) di depan laki-laki yang bukan mahrom.


~Pacaran bagi wanita-wanita merdeka dan bagi wanitawanita budak memasang bendera di depan rumahnya pertanda bahwa ia pelacur yang menerima setiap lakilaki. 


~Fanatik kabilah dan suka membuat sebab-sebab untuk menyalakan api peperangan, saling merampas, saling menindas, dan yang kuat memakan yang lemah. 


~Orang-orang merdeka tidak mau bekerja karena sombong dan mereka menyerahkan semua pekerjaan mereka kepada budak-budak milik mereka, seperti: bertani, menggembala, hijamah (membekam), menjahit, bertukang kayu, pandai besi, dll. Asal dari budak-budak ini adalah hasil tawanan perang atau orang-orang yang diculik, atau anak-anak yang diperjualbelikan karena kefakiran.


Adapun kebaikan mereka, di antaranya: 


~Jujur dalam ucapan, tepat janji, menjamu tamu, memberi per-lindungan bagi yang membutuhkan. 


~Berani dan tidak mau dihinakan oleh kaum yang lain. 


~Menghormati tanah haram dan bulan-bulan haram, sekalipun seseorang menemui orang yang membunuh bapaknya di kawasan itu ia tidak akan membunuhnya karena menghormati tanah haram.


~Mengharamkan nikah dengan ibu, anak kandung. 


~Melakukan siwak, potong kuku, mencabut bulu ketiak, khitan, dan mandi junub. 

~Memotong tangan kanan pencuri. 


~Melakukan haji dan umroh.


IBROH YANG DAPAT DlAMBIL


1.Sesungguhnya Makkah dan sekitarnya tidak pernah dijajah oleh bangsa Romawi, Persia, maupun bangsa-bangsa lain. Hingga pada masa penjajahan Barat yang merata diseluruh dunia Islam, tidak pernah terlintas di hati mereka untuk menjajah Makkah. Ini karena Allah memalingkan mereka darinya sebagai penjagaan-Nya terhadap tanah haram dan kemuliaan penghuninya, nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekalipun Quraisy pada masa jahiliah bergelimang dalam syirik, bid'ah, dan maksiat, namun Allah tetap melindungi mereka. Contoh yang paling besar dalam hal ini adalah serangan Abrahah dan tentaranya terhadap Ka'bah yang dihancurkan oleh Allah.


2. Sesungguhnya kezhaliman tidak pernah abadi di permukaan bumi ini, walaupun ia agak lama namun pasti akan berakhir.


3. Sifat-sifat tercela sama halnya dengan sifat-sifat terpuji, tidak pernah lepas darinya suatu umat manapun. Namun yang menjadi ibroh adalah sifat-sifat yang umum yang mendominasi. Maka kapan saja suatu umat secara umum memiliki sifat-sifat yang terpuji maka umat atau masyarakat tersebut dianggap sebagai umat yang shalih dan maju. Dan kapan saja suatu masyarakat secara umum memiliki sifat-sifat tercela maka umat tersebut rusak, hina, dan mundur.


4. Islam datang menetapkan sifat-sifat yang terpuji dan menghapus sifat-sifat yang tercela.


5. Lemahnya iman dan sedikit-nya ilmu adalah sebab utama hidupnya kembali kebiasaan- kebiasaan jahiliah di zaman sekarang, seperti: tabarruj, khamer, judi, zina, menggugurkan kandungan, menggunakan pil-pil KB untuk mencegah kehamilan karena takut fakir, dll. Semua ini sebabnya adalah: jahl (kebodohan), kurang iman, mengikuti hawa nafsu, dan mengekor syubhat.


Demikianlah keadaan sosial masyarakat jahiliah, terlebih lagi dari segi agama yang mana mereka benar-benar membutuhkan seorang rasul. Pada edisi berikutnya, insya Allah, akan kita bahas kehidupan mereka dari segi agama dan munculnya fajar Islami kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Billahit taufiq.


 

Jangan lupa dukung kami dengan cara share & like atau belanja buku dan produk lainnya di :



MOESLIM BOOK CENTRAL


جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء











Comentarios


© 2023 by Money Savvy. Proudly created with wix.com

Get Social

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey YouTube Icon
bottom of page